MAKALAH
TUAS/PENGUNGKIT
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Biomekanika
olahraga”
Dosen
Pengampu : Fadlilah Fahmi,S.Or,M.Pd
Disusun Oleh
1.
ARIEF
ANUGRAH
2.
NI
PUTU RATNADEWI
3.
M
IKHSAN
PRODI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS
PRIMAGRAHA
SERANG-BANTEN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Tuas/Pengungkit”.
Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Biomekanika olahraga Universitas Pria\magraha
Dalam penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami
yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Serang, 02 November 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 4
D. Manfaat
Penulisan............................................................................ 4
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................. 5
A. Pengertian Tuas atau pengungkit.................................................. 5
B. Jenis-Jenis Pengungkit................................................................... 6
C. Cara Kerja Tuas ................................................................................ 9
D. Macam-macam Jenis Tuas atau Pengungkit............................. 10
E. Komponen pengungkit.................................................................. 12
F. Contoh soal pengungkit................................................................ 22
G. Manfaat Tuas .................................................................................. 23
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 25
3.2 Penutup........................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 28
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tuas (lever, dalam
Bahasa Inggris) atau pengungkit adalah salah satu pesawat sederhana yang digunakan untuk mengubah efek atau hasil dari suatu gaya. Hal inidimungkinkan terjadi dengan adanya sebuah batang
ungkit dengan titik tumpu( fulcrum), titik gaya ( force),
dan titik beban (load ) yang divariasikan letaknya.
Contoh penggunaan prinsip pengungkit adalah gunting, linggis, dan gunting kuku.
Pada masa ini, tuas sudah banyak dikembangkan menjadi berbagai alat
yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. gunting kuku adalah salah satu
alat fisika yangmenggunakan prinsip tuas.
Bila
mendengar kata pesawat, pasti perhatian kita akan langsung terpusat pada piranti canggih
buatan manusia, misalnya
pesawat terbang, pesawat
elevise, pesawat telepon,
dll. Untuk melakukan pekerjaan yang ringan seperti menulis, menyisir rambut, mandi dan sebagainya kita
dapat menggunakan kaki, tangan, atau
bagian tubuh lainnya. Tetapi, jika melakukan pekerjaan yang berat kita terkadang sulit melakukannya. Misalnya
mengangkat berat benda yang bermassa 100
kg, memecah batu, menggiling padi, dll. Untuk mempermudah pekerjaan- pekerjaan
tersebut biasanya manusia
membutuhkan alat bantu.
Alat bantu tersebut
dinamakan pesawat.
Pesawat
bermacam-macam ragamnya. Mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Mulai dari yang menggunakan teknologi
sederhana sampai menggunakan teknologi yang tinggi.
Pesawat yang rumit adalah kumpulan dari pesawat-pesawat
sederhana. Pada makalah ini kita akan membahas pengertian pesawat
sederhana dan jenis-jenisnya.
Pada awalnya tulisan mengenai
tuas (pengungkit) ada sejak abad ke-3 SM dan dicetuskan oleh Archimedes. “Beri
aku tempat untuk berdiri, dan aku akan menggerakkan bumi ” adalah catatan dari Archimedes yang secara
resmi menyatakan kebenaran prinsip matematika dari tuas
(dikutip oleh Pappus of Alexandria). Dizaman Mesir kuno, para tukang bangunan menggunakan tuas untuk memindahkan
danmengangkat obelisk-obelisk.
Tuas juga sangat erat kaitannya
dengan sistem gerak tubuh manusia, misalnya saatmengangkat lengan, menendang
dengan kaki menggerakkan kepala dan semua geraktubuh yang dilakukan manusia,
tentunya semua pergerakan tidak terlepas dari peranotot sebagai sumber tenaga
manusia.
Ide pertama dari pesawat sederhana berawal
dari seorang filsuf Yunani Archimedes sekitar abad ke-3 sebelum masehi. Ia
mempelajari 3 pesawat sederhana: katrol, pengungkit, dan sekrup. Ia menemukan
rumusan untuk mencari keuntungan
mekanik pada pengungkit. Para
ilmuwan Yunani sendiri akhirnya mendefinisikan 5 macam pesawat sederhana (tidak
termasuk bidang miring) dan mereka dapat menghitung keuntungan mekanik
semua alat-alat tersebut (meski perhitungan untuk baji dan sekrup tidak terlalu
akurat dikarenakan gaya gesek yang besar). Hero dari
Alexandria (sekitar 10–75 AD)
dalam karyanya Mechanics mendefinisikan ada 5 pesawat
sederhana: pengungkit, kerekan, katrol, baji, dan katrol. dan menjelaskan
alat-alatnya mengenai cara pembuatan dan kegunaanya.
Alat yang digunakan oleh
manusia untuk memudahkan melakukan pekerjaan atau kegiatan disebut pesawat. Ada dua
jenis pesawat, yaitu : pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana
adalah alat bantu kerja yang bentuknya sangat sederhana contohnya adalah tuas,
bidang miring, dan katrol. Pesawat rumit adalah pesawat yang terdiri dari
susunan beberapa pesawat rumit contonya pesawat terbang, pesawat telepon,
pesawat televisi, mobil, motor, sepeda dll.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa Pengertian Tuas atau pengungkit
2.
Bagaimana Jenis-Jenis Pengungkit
3.
Bagaimana Cara Kerja Tuas
4.
Bagaimana Macam-macam Jenis Tuas atau Pengungkit
5.
Bagaimana Komponen pengungkit
6.
Bagaimana Contoh soal
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui Pengertian Tuas atau
pengungkit
2.
Untuk mengetahui Jenis-Jenis Pengungkit
3.
Untuk mengetahui Cara Kerja Tuas
4.
Untuk mengetahui Macam-macam Jenis Tuas atau Pengungkit
5.
Untuk mengetahui Komponen pengungkit
6.
Untuk mengetahui Contoh
soal
D.
Manfaat
Penulisan
1.
Dapat mengetahui Pengertian Tuas atau
pengungkit
2.
Dapat mengetahui Jenis-Jenis Pengungkit
3.
Dapat mengetahui Cara Kerja Tuas
4.
Dapat mengetahui Macam-macam Jenis Tuas atau Pengungkit
5.
Dapat mengetahui Komponen pengungkit
6.
Dapat mengetahui Contoh
soal
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tuas atau pengungkit
Tuas atau pengungkit merupakan pesawat sederhana yang usianya paling tua
dibanding pesawat sederhana yang lain. Tuas sudah digunakan
sejak kehidupan nenek moyang kita. Pada saat itu, tuas digunakan untuk
memindahkan benda-benda berat sehingga pekerjaannya menjadi ringan.
Pesawat
sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau besaran dari
suatu gaya. Secara umum, alat-alat ini bisa
disebut sebagai mekanisme paling sederhana yang memanfaatkan keuntungan
mekanik untuk menggandakan gaya.
Sebuah pesawat sederhana menggunakan satu gaya kerja untuk bekerja melawan satu
gaya beban. Dengan mengabaikan gaya
gesek yang timbul, maka
kerja yang dilakukan oleh beban besarnya akan sama dengan kerja yang dilakukan
pada beban.
Pesawat sederhana merupakan
peralatan yang melakukan usaha dengan
hanya satu gerakan. Penggunaan pesawat sederhana dimaksudkan agar memudahkan
pekerjaan kita. Besar keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pesawat
sederhana dinamakan keuntungan mekanis. Keuntungan mekanis yang akan dihasilkan
dari masing-masing pesawat sederhana ini berbeda-beda, bergantung jenis pesawat
sederhana yang digunakan.
B. Jenis-Jenis Pengungkit
1. Pengungkit Jenis Pertama
Gambar 1.3. Skema pengungkit jenis pertama
Sumber : Internet
Pengungkit jenis pertama
(disebut juga pengungkit kelas 1) memiliki letak titik tumpu (T) yang berada diantara titik beban (B) dan
titik kuasa (K). Bentuk ini
adalah bentuk dasar atau bentuk paling umum
dari sebuah pengungkit. Contohnya adalah jungkat-jungkit, gunting, tang, palu,
linggis, dan sejenisnya. Contoh-contoh dari pengungkit jenis pertama
diperlihatkan pada Gambar 1.4.
Gambar 1.4. Pengungkit jenis pertama
Sumber: IPA untuk SD
dan MI Kelas V Depdiknas; Microsoft Encarta Premium 2009;
Internet
2. Pengungkit Jenis Kedua
Gambar
1.5. Skema pengungkit jenis kedua
Sumber : Internet
Pengungkit jenis kedua (disebut juga
pengungkit kelas 2) memiliki letak
titik beban (B) yang berada diantara
titik kuasa (K) dan titik tumpu (T). Contoh pemanfaatan pengungkit jenis kedua diantaranya gerobak dorong,
pembuka botol, pemecah kemiri, dan sejenisnya. Contoh-contoh dari pengungkit jenis kedua diperlihatkan pada Gambar 1.6.
Gambar 1.6. Pengungkit jenis kedua
Sumber: IPA untuk SD
dan MI Kelas V Depdiknas; Internet
3. Pengungkit Jenis Ketiga
Gambar 1.7. Skema pengungkit jenis ketiga
Sumber : Internet
Pengungkit jenis ketiga (disebut juga
pengungkit kelas 3) memiliki letak titik kuasa (K) yang berada diantara
titik beban (B) dan titik tumpu (T). Contoh pemanfaatan pengungkit jenis ketiga
diantaranya pinset, stapler, alat pancing,
termasuk lengan Anda, dan sejenisnya. Contoh- contoh dari dari pengungkit jenis ketiga diperlihatkan
pada Gambar 1.8.
Gambar
1.8. Pengungkit jenis ketiga
Sumber:
Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas; Internet
C.
Cara Kerja
Tuas
Titik A pada Gambar di bawah ini disebut
titik kuasa, yaitu tempat melakukan usaha (kerja). Titik B disebut titik beban,
yaitu tempat beban diletakkan. Titik C disebut titik tumpu, tempat pesawat
ditumpu. Jarak kuasa ke titik tumpu (jarak AC) disebut lengan kuasa (lk).
Jarak titik
beban ke titik tumpu (jarak BC) disebut lengan beban (lb). Massa kuasa adalah
mA dan massa beban adalah mB. Massa beban dan massa kuasa berbanding terbalik
dengan panjang lengan masing-masing.
Gambar: Cara Kerja Tuas atau Pengungkit
Jadi,
mA : mB = lb : lk
atau
mA lk = mB lb
Jika kedua
ruas dikalikan dengan g maka
mA g lk = mB g lk
wA lk = wB lb
Besarnya wA = F =
kuasa, yaitu gaya yang dikerjakan, sedangkan wB = w = beban yang diangkat.
F lk = w lb
Keterangan:
F = gaya yang bekerja (N)
w = beban (N)
lk = lengan kuasa (m atau cm)
lb = lengan beban (m atau cm)
Perbandingan
antara beban dengan kuasa disebut keuntungan mekanik (KM) pesawat. Jadi,
KM = W/F = Ik/Ib
D. Macam-macam
Jenis Tuas atau Pengungkit
Berdasarkan titik tumpunya, tuas dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu
a. tuas jenis pertama,
Letak titik
tumpu tuas jenis ini berada di antara titik beban dan titik kuasa. Contoh tuas
jenis pertama, yaitu tang dan neraca.
b. tuas jenis kedua;
Pada tuas jenis kedua, titik beban berada di antara titik
tumpu dan titik kuasa. Contohnya, pembuka tutup botol dan gerobak dorong.
c. Tuas jenis ketiga.
Titik kuasa pada tuas jenis ini berada di antara titik
tumpu dan titik beban. Tuas jenis ketiga dijumpai pada lengan tangan yang
sedang digunakan untuk memegang benda. Misalnya, tangan yang sedang memegang
gelas air minum.
Tuas kelas pertama
Tuas
kelas yang pertama yaitu tuas yang memiliki titik tumpu berada diantara titik
kuasa F dan titik beban B, Contohnya : gunting dan palu
Tuas
kelas kedua
Tuas
kelas kedua yaitu tuas yang memiliki titik beban berada diantara titik kuasa F
dan titik tumpu T atau bebannya diletakkan diantara titik tumpu dan titik
kuasa. Contoh alat yang bekerja berdasarkan prinsif tuas kelas kedua antra lain
:
Gerobak
dorong pembuka botol pemecah biji
Tuas
kelas ketiga
Tuas
yang titik kuasa F posisinya berada diantara titik tumpu T dan titik beban B
contohnya: penjepit, tangan memegang beban.
E.
Komponen pengungkit
Komponen-komponen
yuang terdapat dalan sebuah pengungkit diantaranya :
·
Titik kuasa (K) yaitu bagian ujung pengungkit yang diberi
gaya kuasa unuk mengangkat beban .
·
Titik beban (B) yaitu bagian ujung pengungkit yang
digunakan untuk mengangkat atau memindahkan benda yang hendak diangkat atau
dipindahkan.
·
Titik tumpu (T) yaitu bagian pengungkit yang menjadi
posisi tumpuan atau penyangga.
Letak
titik tumpu ini beragam, ada yang dibagian tengah pengungkit, ada pula yang
dibagian ujungnya, bergantung jenis pengungkit. Lengan kuasa (Lk), yaitu jarak
antara titik kuasa dengan titik tumpu. Lengan beban (Lb), yaitu jarak antara
titik bebab dengan titik tumpu. Gaya berat beban (Fb), yaitu gaya berat yang
ditimbulkan beban pada pengungkit. Gaya kuasa (Fk), yaitu gaya yang diperlukan
untuk mengangkat atau memindahkan beban.
Semakin
jauh jarak kuasa dari titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa yang
diperlukan untuk memindahkan/mengangkat sebuah beban. Demikian pula semakin
dekat beban titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa yang diperlukan. Secara
sistematis, hubungan gaya kuasa, gaya berat beban, lengan kuasa, dan lengan
beban dinyatakan oleh persamaan:
KM =
Fb/Fk=Lk/Lb
Dengan
Fb = gaya berat beban yang akan diangkat (satuannya newton)
Fk=
gaya kuasa yang diberikan (satuannya newton)
Lk =
panjang lengan kuasa /jarak antara titik kuasa dan titik tumpu (satuannya
meter)
Lb =
panjang lengan beban/jarak antara titik beban dan titik tumpu (satuannya meter)
Besar
keuntungan mekanis (KM) pada pengungki merupakan perbandingan antara berat
beban (B) dan gaya kuasa (KM) pada pengungkit merupakan perbandingan antara
berat beban (B) dan gaya kuasa (F) atau perbandingan antara lengan kuasa (Lk)
dan lengan beban (Lb).
Bidang Miring
Bidang
miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan untuk
memindahkan benda dengan lintasan yang miring. Atau dengan kata lain bidang
miring merupakan permukaan datar dengan salah satu ujung lebih tinggi daripada
ujung yang lain. Dengan menggunakan bidang miring beban yang berat dapat
dipindahkan ketempat yang lebih tinggi dengan lebih mudah, artinya gaya yang
kita keluarkan menjadi lebih kecil bila dibanding tidak menggunakan bidang
miring. Semakin landai bidang miring semakin ringan gaya yang harus kita
keluarkan. Dalam kehidupan sehari-hari prinsip bidang miring digunakan untuk
alat bantu kerja misalnya baji dan sekrup :
-
Baji adalah
benda keras yang terbuat dari batu atau logam yang dibuat tebal pada salah satu
ujungnya sedangkan ujung yang lain dibuat lebih tipis sehingga bagian ujung
yang tipis menjadi lebih tajam. Contohnya: kapak, pisau, paku, pahat.
-
Sekrup Sekrup
adalah salah satu alat yang menggunakan prinsip bidang miring. Pada dasarnya
sekrup adalah bidang miring yang melilit pada sebuah silinder oleh karena itu
apabila sekrup diputar atau diulir maka sekrup tersebut dapat bergerak maju
mundur
Keuntungan Mekanik Bidang Miring
Keuntungan
Mekanik Bidang miring Dengan menggunakan bidang miring beban kerja terasa lebih
ringan, berarti kita memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diperoleh jika
menggunakan bidang miring disebut keuntungan mekanik bidang miring. Besarnya
keuntungan mekanik dinyatakan sebagai perbandingan antara berat beban yang akan
diangkat dengan besar gaya kuasa yang diperlukan.
Rumus dari bidang miring yaitu :
W x h = F x s
Keterangan dari rumus diatas ialah :
·
W = Beban (N)
·
F = Gaya (N)
·
s = Panjang bidang miring (m)
·
h = Tinggi bidang miring (m)
2.
Katrol
Katrol
merupakan pesawat sederhana yang terdiri dari sebuah roda atau
piringan beralur dan tali atau kabel yang mengelilingi alur roda atau piringan
tersebut. Ditinjau dari cara kerjanya,
katrol merupakan jenis pengungkit,
karena pada katrol juga terdapat titik tumpu, titik kuasa, dan titik beban. Gambar 1.9. memberikan
gambaran mengenai kemiripan katrol dengan pengungkit.
Gambar 1.9. Katrol
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas
Pemanfaatan katrol dalam kehidupan sehari-hari cukup
beragam, misalnya untuk mengangkat
benda-benda, mengambil air dari sumur, mengibarkan bendera, hingga mengangkat kotak peti kemas.
Berdasarkan susunan tali dan rodanya, katrol dibedakan menjadi katrol
tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk.
1.
Katrol Tetap
Katrol tetap merupakan
katrol yang posisinya
tidak berubah ketika digunakan. Biasanya posisi
katrolnya terikat pada satu tempat tertentu. Titik tumpu sebuah
katrol tetap terletak
pada sumbu katrolnya. Contoh pemanfaatan katrol tetap adalah pada alat penimba air
sumur dan katrol pada tiang bendera.
Gambar 1.10 memperlihatkan suatu katrol
tetap.
Gambar 1.10 . Katrol tetap: pada tiang bendera (kiri)
dan sumur
timba (kanan)
Sumber: IPA untuk SD
dan MI Kelas V Depdiknas
Keuntungan mekanis
pada katrol tetap
Pada
katrol tetap (Gambar
1.11) hanya terdapat
satu penggal tali yang menahan beban, sehingga besar gaya kuasa (Fk) untuk menarik beban
sama dengan gaya berat beban (Fb), atau
Fb = Fk
sehingga
keuntungan mekanis untuk katrol
tetap adalah: KM = 𝐹𝑏 = 1
𝐹𝑘
Gambar 1.11. Keuntungan mekanis
pada katrol tetap
Sumber: Buku
IPA Guru Kelas 5 SEQIP
Keuntungan mekanis yang diberikan oleh
katrol tetap adalah 1 (satu), artinya
bahwa pada katrol tetap gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban
sama dengan gaya berat beban itu sendiri. Penggunaan satu katrol tetap hanya mengubah arah gaya kuasa, sehingga
keuntungan yang diperoleh adalah memudahkan pengangkatan beban saja.
2.
Katrol Bebas
Katrol
bebas merupakan katrol yang posisi atau kedudukannya berubah ketika digunakan. Artinya, katrol bebas tidak
ditempatkan di tempat tertentu,
melainkan ditempatkan pada tali yang kedudukannya dapat berubah. Contoh pemanfaatan katrol bebas adalah pada alat pengangkat peti kemas. Gambar
1.12 memperlihatkan suatu katrol bebas.
Gambar
1.12. Katrol bebas
Sumber: IPA untuk SD
dan MI Kelas V Depdiknas
Roda berporos
Roda dan poros merupakan salah
satu jenis pesawat sederhana yang terdiri dari dua buah silinder dengan
jari-jari yang berbeda dan bergabung di pusatnya. Silinder berjari-jari besar
dinamakan roda dan silinder berjari-jari kecil dinamakan poros.
Keuntungan mekanis yang diperoleh dari roda dan poros
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.
Sistem kerja roda dan poros
Roda
dan poros bekerja dengan cara mengubah besar dan arah gaya yang digunakan untuk
memindahkan (dalam hal ini, memutar) sebuah benda. Contoh penerapan roda dan
poros dalam kehidupan diantaranya pemutar keran air, pegangan pintu yang bulat,
obeng, roda pada kendaraan, setir kendaraan, alat serutan pensil, bor tangan,
dan sejenisnya.
Jenis-jenis roda, yaitu:
a. Roda setali
Roda
setali yaiu dua buah roda atau lebiih yang dihubungkan dengan tali. Contoh:
roda sepeda yang dihungkan dengan rantai, dan roda sepeda motor yang
dihubungkan dengan rantai
b. Roda sepusat
Roda
sepusat yaitu dua buah roda atau lebih yang memiliki pusat yang sama. Conoh:
roda pada mobil truk
c. Roda bersinggungan
Roda
bersinggungan yaitu dua buah roda atau lebih yang saling bersinggunagan satu
sama lain. Roda bersinggungan besar menghasilkan gaya yang lebih besar sehingga
kuasa yang diperlukan lebih kecil, tetapi kondisi ini harus diimbangi dengan
kecepatan putar yang tinggi, tetapi gaya yang dihasilkan relatif kecil sehingga
harus diimbangi dengan kuasa yang besar. Mesin pada jam merupakan
penerapan dan pemanfaatan roda bersinggungan dalam kehidupan
sehari-hari.
F.
Contoh
soal
Jika diketahui bahwa beban
yang dimiliki kardus besarnya 150 N dan panjang pengungkit adalah 2 meter,
tentukan besar kuasa dan keuntungan mekanis dari tuas tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
w = 150 N
lb = 0,5 m
lk = 1,5 m
Ditanyakan:
F = . . .?
Km= . . .?
Jawab:
Langkah 1:
Menentukan besar kuasa yang
diperlukan untuk mengangkat beban.
Pengertian dan Rumus Tuas
atau Pengungkit beserta Contoh Soal Tuas dan Pengunkit
Langkah 2:
Menentukan keuntungan
mekanis yang dimiliki tuas.
Jadi, besar kuasa yang
diperlukan untuk mengangkat beban adalah 50 N dan keuntungan
mekanis yang diperoleh
adalah 3.Seseorang memikul dua benda, masing-masing beratnya 200 N dan 300 N.
Kedua benda tersebut dipikul dengan sebuah tongkat. Benda yang beratnya 200 N
terletak pada jarak 150 cm dari titik tumpu pada salah satu ujung tongkat.
Berapa panjang tongkat minimal yang diperlukan agar kedua benda yang dipikul
tersebut dalam keadaan setimbang?
Pembahasan
Diketahui:
w1 = 200 N
w2 = 300 N
l1 = 150 cm = 1,5 m
Ditanya: l = ...?
Jawab:
w1 l1 = w2 l2
l2 = w1 l1/w2
= (200 N x 1,5 m)/ 300 N
= 1m
I = 11+12
= 1,5 m + 1 m = 2,5 m
Jadi, panjang tongkat
minimal adalah 2,5 m.
G. Manfaat Pesawat
Sederhana
1.
Untuk mempermudah pekerjaan manusia, baik dari segi pengangkutan maupun
pekerjaan manusia dalam jarak yang jauh.
2.
Energi yang kita keluarkan
juga dapat dihemat.
3.
Waktunya juga lebih
singkat.
4.
Untuk mengubah
arah gaya.
5.
Untuk menghasilkan gaya yang lebih besar
dengan gaya yang kecil.
6.
Untuk memindahkan atau merubah arah gaya, misalnya
putaran kincir air digunakan untuk menumbuk padi.
7.
Untuk merubah kecepatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pesawat digunakan manusia untuk memudahkan
pekerjaan. Ada dua jenis pesawat yaitu pesawat sederhana dan pesawat rumit.
Pesawat sederhana ada empat macam, yaitu tuas atau pengungkit, bidang miring,
katrol, dan roda.
Tujuan menggunakan pesawat sederhana
adalah untuk melipatgandakan gaya atau kemampuan, mengubah arah gaya, dan
memperbesar kecepatan ketika menempuh jarak yang lebih jauh.
Pesawat sederhana bukan untuk
menciptakan gaya atau menyimpan gaya, tapi untuk memudahkan dan meringankan
pelaksanaan pekerjaan. Aplikasi pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
banyak kita jumpai. Contohnya gunting, pemecah kemiri, gerobak dorong, pisau,
tangga, katrol penimba air, sepeda, jam, mobil truk, dan mobil derek.
-
tuas jenis pertama,
Letak titik
tumpu tuas jenis ini berada di antara titik beban dan titik kuasa. Contoh tuas
jenis pertama, yaitu tang dan neraca.
-
tuas jenis kedua;
Pada tuas jenis kedua, titik beban berada di antara titik
tumpu dan titik kuasa. Contohnya, pembuka tutup botol dan gerobak dorong.
-
Tuas jenis ketiga.
Titik kuasa pada tuas jenis ini berada di antara titik
tumpu dan titik beban. Tuas jenis ketiga dijumpai pada lengan tangan yang
sedang digunakan untuk memegang benda. Misalnya, tangan yang sedang memegang
gelas air minum.
Ide pertama dari pesawat
sederhana berawal dari seorang filsuf Yunani Archimedes sekitar abad ke-3 sebelum masehi. Ia
mempelajari 3 pesawat sederhana: katrol, pengungkit, dan sekrup. Ia menemukan
rumusan untuk mencari keuntungan mekanik pada pengungkit. Para ilmuwan Yunani
sendiri akhirnya mendefinisikan 5 macam pesawat sederhana (tidak termasuk bidang
miring) dan mereka dapat
menghitung keuntungan mekanik semua alat-alat tersebut (meski perhitungan untuk
baji dan sekrup tidak terlalu akurat dikarenakan gaya gesek yang besar). Hero dari
Alexandria (sekitar 10–75 AD)
dalam karyanya Mechanics mendefinisikan ada 5 pesawat
sederhana: pengungkit, kerekan, katrol, baji, dan katrol. dan menjelaskan
alat-alatnya mengenai cara pembuatan dan kegunaanya.
Alat yang digunakan
oleh manusia untuk memudahkan melakukan pekerjaan atau kegiatan disebut
pesawat. Ada dua jenis pesawat, yaitu : pesawat sederhana dan
pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja yang bentuknya sangat
sederhana contohnya adalah tuas, bidang miring, dan katrol. Pesawat rumit
adalah pesawat yang terdiri dari susunan beberapa pesawat rumit contonya
pesawat terbang, pesawat telepon, pesawat televisi, mobil, motor, sepeda dll.
B.
Saran
Setelah kita mempelajari materi pesawat
sederhana kita mengetahui bahwa pesawat sederhana memudahkan kita dalam
melakukan pekerjaan sehari-hari. Sebaiknya kita dapat memanfaatkannya dengan
baik sehingga kita tidak kesulitan dalam melakukan pekerjaan dalam kehidupan
sehari-hari.
Selain itu masyarakat sebaiknya lebih kreatif
dan inovatif dalam memanfaatkan pesawat sederhana sehingga dari sebuah pesawat
sederhana dapat tercipta benda-benda yang susunannya lebih kompleks dan rumit
yang bermanfaat.
Demikian makalah ini penulis sajikan,
Tentunya masih terdapat banyak cacat yang perlu untuk mencapai kesempurnaan,
oleh karenanya penulis berharap sudilah kiranya kekurangan-kekurangan tersebut,
para pembaca yang budiman sebagai pemerhati ilmu lebih khusus di bidang
pendidikan untuk memberi koreksi atau saran demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto. 2009. Sains. Malang.
Erlangga
Widodo.
2004. Alamku Sains. Jakarta. Bumi Aksara
Setya Nuracmandani. Samson
Samsulhadi. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam (Tepadu). Surakarta. Pusat
Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional
Purwoko,
Fendi.2006. Fisika. Bandung. Yudhistira
http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/pesawat-sederhana.htmlhttp://balaiedukasi.blogspot.com/2013/12/pesawat-sederhana.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar