Kamis, 18 Januari 2024

MAKALAH ATURAN PENULISAN KATA

 

MAKALAH

ATURAN PENULISAN KATA

 

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Bahasa Indonesia”

 

Dosen Pengampu : Komarudin M.Pd

 

Description: Sistem Informasi Akademik

 

Disusun Oleh :

 

ENENG FUJIYANTI

NIM. 122311028

 

 

FAKULTAS SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS BANTEN JAYA

TAHUN AKADEMIK 2023

 

 



KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Aturan Penulisan Kata” tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang penulisan kata dalam Bahasa Indonesia.

Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan pembaca dapat mendapatkan pengetahuan yang lebin tentang penulisan kata yang benar dan tepat. Mengingat sekarang ini orang-orang sudah tidak memperhatikan penulisan kata suatu kalimat.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Terima Kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

 

Labuan, 25 Desember 2023

Penyusun


DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A.    Latar belakang....................................................................................... 1

B.    Rumusan masalah.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2

A.    Pengertian Penulisan Kata..................................................................... 2

B.     Pedoman Umum Penulisan Kata........................................................... 2

a.       Kata dasar........................................................................................ 2

b.      Kata turunan.................................................................................... 2

c.       Bentuk ulang.................................................................................... 3

d.      Gabungan kata................................................................................. 3

e.       Kata ganti kukaumu, dan nya...................................................... 3

f.       Kata depan dike, dan dari.............................................................. 3

g.      Kata si dan sang.............................................................................. 4

h.      Partikel............................................................................................. 4

i.        Singkatan dan akronim.................................................................... 4

j.        Angka dan lambang bilangan.......................................................... 5

k.      Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita perhatikan ........... 6

BAB III PENUTUP...................................................................................... 10

A.  Kesimpulan.......................................................................................... 10

B.   Saran.................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

 


 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG

Bahasa  Indonesia  merupakan  bahasa  nasional  dan  seharusnya  kita  menggunakannya dalam kegiatan sehari hari. Selain itu menggunakan bahasa Indonesia harus dengan baik dan benar, bukan dicampur adukkan dengan bahasa daerah, bahasa asing dan bahasa gaul“. Dalam hal ini media berpengaruh kuat kepada masyarakat dalam berbahasa. Tetapi pada kenyataannya, media justru menampilkan atau menulis berita yang cenderung menggunakan bahasa Indonesia dicampur Bahasa gaul bahkan Bahasa asing.

Dewasa ini penulisan kata dan pemakaian bahasa Indonesia semakin hari semakin kacau, dan belum ada lembaga pemerintahan dan masyarakat  yang memberikan perhatian terhadap masalah ini. Apabila penulisan kata dan penggunaan bahasa Indonesia kian hari terus tergeser oleh bahasa asing atau bahasa daerah, maka posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan terlupakan oleh masyarakat Indonesia.

Mengapa terjadi hal seperti itu?. Hal seperti itu terjadi karena masyarakat tidak tahu bagaimana penulisan kata yang tepat, serta mereka tidak tahu apa tujuan dari penggunaan kata dasar dan imbuhan. Apakah kalimat dengan penulisan kata yang tepat sudah tidak diperlukan dalam Bahasa Indonesia?

 

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Pengertian penulisan kata

2.      Pedoman umum atau jenis-jenis penulisan kata

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Penulisan Kata

Penulisan kata terdiri dari dua kata yaitu penulisan” dan kata. Penulisan adalah proses,  cara,  perbuatan  menulis  atau  menulis,  sedangkan  kata  adalah  unsur  bahasa  yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. (Kamus Besar Bahasa Indonesia:edisi 3).

Dari pengertian perkata diatas, dapat disimpulkan bahwa penulisan kata adalah proses atau cara menulis yang mepertimbangkan unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan yang disempurnakan.

 

B.     Pedoman Umum Penulisan Kata

Sistem penulisan kata terbagi atas kata dasar,kata turunan, bentuk ulang , gabungan kata, suku kata ,kata depan, partikel,singkatan dan akronim, kata bilangan, kata ganti, kata si dan sang.Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dibawah ini.

a.      Kata dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

Misalnya:  Ibu percaya bahwa engkau tahu.

Kantor pajak penuh sesak.

Buku itu sangat tebal.

b.      Kata turunan

a)      Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis dengan serangkaian kata dasarnya.

Misalnya: bergeletar, dikelola, menengok, mempermainkan

b)      Jika kata dasar berupa gabungan kata, maka awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.

Misalnya: luaskan

c)      Jika kata dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: menggarisbawahimenyebarluaskandilipatgandakan, penghancurleburkan

d)     Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkaian.
Misalnya: adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta, audiogram

c.       Bentuk ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-anak, gerak-gerik

d.      Gabungan kata

Gabungan kata yang lazin disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.

Misalnya: duta besar, orang tua, kambing hitam

·          Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.

Misalnya: alat pandang-dengar

·         Gabungan kata berikut ditulis serangkai.

Misalnya: acapkali, matahari, manasuka

e.       Kata ganti kukaumu, dan nya

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya, tersimpan di perpustakaan.

f.       Kata depan dike, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

Misalnya: bermalam sajalah di sini.

Ke mana saja ia selama ini?

Ia datang dari surabaya kemarin

g.      Kata si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya: sang kancil sangat marah kepada monyet itu.
surat itu dikirim oleh si pengirimnya.

h.      Partikel

·         Paratikel –lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik.

·          Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.

·         Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

Misalnya: …per 1 April.

i.        Singkatan dan akronim

·         Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

a.       Singkatan nama orang orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau   pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya:A.S. Kramawijaya

b.      Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misanya: DPR

c.       Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya: dll.

d.      Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: Cu, TNT, Rp

·         Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.

a.       Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI, LAN, IKIP

b.      Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital Misalnya: Akabri, Bappenas

c.       Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu, radar, rapim

j.        Angka dan lambang bilangan

·         Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi. Angka Arab: 0, 1, 2 Angka Romawi: I, II

·         Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas. Misalnya: 0,5 sentimeter, 100 yen

·          Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya: Jalan Tanah Abang I No. 15

·          Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman 252

·          Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan utuh. Misalnya: dua puluh dua, dua ratus dua puluh dua
b. Bilangan pecahan. Misalnya: seperenam belas, tiga dua pertiga

·          Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut. Misalnya: Paku Buwono X, Bab II, Tingkat V, Abad ke-20

·          Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang berikut. Misalnya: tahun ’50-an, uang 5000-an

·          Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilagan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan. Misalnya: Amir menonton drama itu sampai tiga kali.

·          Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, sesunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat. Misalnya: Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.

·          Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. Misalnya: Perusahaan itu baru saja mendapat pinaman 250 juta rupiah.

·          Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Misalnya: Kantor kami memunyai dua puluh orang pegawai.

·          Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Misalnya: Saya lampirkan tanda uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).

k.      Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.

1.      Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Benar Salah

dikelola di kelola

ketujuh ke tujuh

2.      Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai.

Benar Salah

saptakrida sapta krida

sapta-krida

subseksi sub seksi

sub-seksi

nonkolaborasi nonkolaborasi

non-kolaborasi

3.      Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkaian atau ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.

Benar Salah

bertolak belakang bertolakbelakang

Bertolak-belakang

tanda tangani tandatangani

tanda-tangani

mendarah daging mendarahdaging

mendarah-daging

4.      Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.

Benar Salah

melatarbelakangi melatar belakangi

melatar-belakangi

menghancurleburkan menghancur leburkan

menghancur-leburkan

penyebarluasan penyebar luasan

penyebar-luasan

dibumihanguskan dibumi hanguskan

dibumi-hanguskan

5.      Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-).
Bentuk Salah

non-Indonesia nonIndonesia

non Indonesia

non-Afrikanisme nonAfrikanisme

non Afrikanisme

6.      Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya.

Benar Salah

anak-anak anak anak

undang-undang undang undang

terus-menerus terus menerus

7.      Kata depan di dan ke ditulis terpisah dri kata yang mengikutinya.

Benar Salah

di rumah dirumah

ke mana kemana

8.      Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya

Benar Salah

si pengirim sipengirim

si penerima sipenerima

si pemalu sipemalu

si pencuri sipencuri

9.      Partikel per yang berarti ‘tiap’ dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya

Sebaliknya, per pada bilangan pecahan ditulis serangkai

kata yang mengikutinya.

Benar Salah

satu per satu turun satu persatu turun

dua pertiga dua per tiga

10.  Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul singkatan Dr. untuk dokter (kesehatan)

dan DR untuk doktor (purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (perseroan terbatas), SD (sekolah dasar).

11.  Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik.

Benar Salah

DPR D.P.R

PT P.T.

SMP S.M.P

SD S.D.

12.  Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

Benar Salah

sda. s.d.a.

ttd. t.t.d.

yad. y.a.d.

13.  Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.

Benar Salah

cm cm.

Rp Rp.

km km.

14.  Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.Benar Salah

Golkar GOLKAR

Kowani KOWANI

Bappenas BAPPENAS


 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Dalam penulisan makalah ini salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah penulisan kata maupun kalimat yang tepat. Dengan penulisan kata yang tepat maka pembaca tidak akan mengalami salah tafsir terhadap kata dasar yang telah diberi imbuhan dan isi dari tulisan tersebut dapat tersalurkan kepada pembaca, sehingga tujuan penulis dapat tersampaikan ke pembaca.

 

B.     Saran

Bahasa Indonesia tidak akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat bahasa dan balai bahasa serta tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata bahasa. Maka pembelajaran bahasa disetiap kampus dan  pada setiap jenjang pendidikan nyata diperlukan karena akan membantu memelihara kesucian dan keaslian bahasa, agar selalu tehindar dari kontaminasi budaya bahasa asing


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ramli,     Lili.     2011.     Bahasa     Indonesia     Resensi     Bukuhttp://liliramli.guru- indonesia.net/artikel_detail-30652.html

Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan.  Edisi  ketiga.   Kamus  Besar  Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

 

.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar