MAKALAH
ATURAN PENULISAN KATA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Bahasa Indonesia”
Dosen Pengampu : Komarudin M.Pd
Disusun
Oleh :
ENENG FUJIYANTI
NIM. 122311028
FAKULTAS SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS BANTEN JAYA
TAHUN AKADEMIK 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aturan
Penulisan Kata”
tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas
tentang penulisan kata
dalam
Bahasa Indonesia.
Dengan adanya
makalah ini, penulis mengharapkan pembaca
dapat mendapatkan
pengetahuan yang
lebin tentang penulisan kata yang benar dan tepat. Mengingat sekarang ini orang-orang sudah
tidak memperhatikan
penulisan kata suatu
kalimat.
Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan
makalah ini.
Terima
Kasih kepada
semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.
Labuan, 25
Desember 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
B. Rumusan masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2
A.
Pengertian Penulisan Kata..................................................................... 2
B.
Pedoman Umum Penulisan
Kata........................................................... 2
a. Kata dasar........................................................................................ 2
b. Kata turunan.................................................................................... 2
c. Bentuk ulang.................................................................................... 3
d. Gabungan kata................................................................................. 3
e. Kata ganti ku, kau, mu,
dan nya...................................................... 3
f. Kata depan di, ke, dan dari.............................................................. 3
g. Kata si dan sang.............................................................................. 4
h. Partikel............................................................................................. 4
i.
Singkatan
dan akronim.................................................................... 4
j.
Angka dan
lambang bilangan.......................................................... 5
k. Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita
perhatikan ........... 6
BAB III PENUTUP...................................................................................... 10
A.
Kesimpulan.......................................................................................... 10
B.
Saran.................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia
merupakan
bahasa nasional dan
seharusnya kita menggunakannya
dalam kegiatan sehari – hari. Selain itu menggunakan bahasa Indonesia harus
dengan baik dan
benar,
bukan dicampur adukkan dengan bahasa
daerah, bahasa asing dan bahasa “gaul“. Dalam
hal
ini media berpengaruh kuat kepada
masyarakat dalam berbahasa. Tetapi pada
kenyataannya, media
justru menampilkan atau menulis berita yang
cenderung
menggunakan bahasa Indonesia dicampur Bahasa gaul bahkan Bahasa asing.
Dewasa ini penulisan kata
dan
pemakaian bahasa Indonesia semakin hari semakin kacau, dan belum ada lembaga pemerintahan dan masyarakat yang memberikan perhatian terhadap
masalah ini. Apabila penulisan kata
dan penggunaan bahasa Indonesia kian
hari terus tergeser
oleh bahasa asing atau bahasa daerah, maka posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan terlupakan oleh masyarakat Indonesia.
Mengapa terjadi hal seperti itu?. Hal seperti itu terjadi karena masyarakat tidak tahu bagaimana penulisan kata yang
tepat, serta mereka tidak tahu apa tujuan dari penggunaan kata dasar dan imbuhan. Apakah
kalimat
dengan penulisan
kata yang
tepat sudah tidak diperlukan
dalam Bahasa Indonesia?
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Pengertian penulisan
kata
2.
Pedoman umum atau
jenis-jenis penulisan kata
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penulisan Kata
Penulisan kata terdiri dari dua
kata yaitu “penulisan”
dan
“kata”. Penulisan adalah
proses, cara, perbuatan
menulis
atau
menulis, sedangkan kata adalah
unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan
perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia:edisi 3).
Dari pengertian perkata diatas,
dapat disimpulkan bahwa penulisan kata adalah proses atau cara
menulis yang mepertimbangkan unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan yang disempurnakan.
B. Pedoman Umum Penulisan
Kata
Sistem penulisan kata terbagi atas kata dasar,kata turunan, bentuk ulang
, gabungan kata, suku kata ,kata
depan, partikel,singkatan dan akronim, kata bilangan, kata ganti, kata si dan sang.Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dibawah ini.
a.
Kata
dasar
Kata
yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor
pajak penuh sesak.
Buku
itu sangat tebal.
b.
Kata
turunan
a) Imbuhan (awalan, sisipan,
akhiran) ditulis dengan serangkaian kata dasarnya.
Misalnya: bergeletar, dikelola, menengok, mempermainkan
b) Jika kata dasar berupa gabungan kata, maka
awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.
Misalnya: luaskan
c) Jika kata dasar yang berupa gabungan kata
mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburkan
d) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya
dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkaian.
Misalnya: adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta, audiogram
c.
Bentuk
ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-anak, gerak-gerik
d.
Gabungan
kata
Gabungan kata yang lazin disebut kata
majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, orang tua, kambing
hitam
·
Gabungan kata,
termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang
bersangkutan.
Misalnya: alat
pandang-dengar
·
Gabungan kata berikut
ditulis serangkai.
Misalnya: acapkali,
matahari, manasuka
e.
Kata
ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya. Misalnya: apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya, tersimpan di perpustakaan.
f.
Kata
depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya: bermalam sajalah di sini.
Ke mana saja ia selama
ini?
Ia datang dari surabaya
kemarin
g. Kata si dan sang
Kata
si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: sang
kancil sangat marah kepada monyet itu.
surat itu dikirim oleh si pengirimnya.
h.
Partikel
·
Paratikel –lah, -kah, dan
-tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya: Bacalah buku itu
baik-baik.
·
Partikel pun ditulis
terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun yang dimakannya, ia
tetap kurus.
·
Partikel per yang berarti
‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahului atau mengikutinya.
Misalnya: …per 1 April.
i.
Singkatan
dan akronim
·
Singkatan ialah bentuk yang
dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang orang, nama gelar,
sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:A.S. Kramawijaya
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri
atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan
tanda titik. Misanya: DPR
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf
atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya: dll.
d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: Cu, TNT,
Rp
·
Akronim ialah singkatan
yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata ataupun gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf
awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI,
LAN, IKIP
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku
kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf
awal huruf kapital Misalnya: Akabri, Bappenas
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa
gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu, radar, rapim
j.
Angka
dan lambang bilangan
·
Angka dipakai untuk
menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka
Arab atau angka Romawi. Angka Arab: 0, 1, 2 Angka Romawi: I, II
·
Angka digunakan untuk
menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii)
nilai uang, dan (iv) kuantitas. Misalnya: 0,5 sentimeter, 100 yen
·
Angka lazim dipakai
untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Misalnya: Jalan Tanah Abang I No. 15
·
Angka digunakan juga
untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya: Bab X, Pasal 5,
halaman 252
·
Penulisan lambang
bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan utuh. Misalnya: dua puluh dua, dua ratus dua puluh dua
b. Bilangan pecahan. Misalnya: seperenam belas, tiga dua pertiga
·
Penulisan lambang
bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut. Misalnya: Paku
Buwono X, Bab II, Tingkat V, Abad ke-20
·
Penulisan lambang
bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang berikut. Misalnya: tahun
’50-an, uang 5000-an
·
Lambang bilangan yang
dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika
beberapa lambang bilagan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan
pemaparan. Misalnya: Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
·
Lambang bilangan pada
awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, sesunan kalimat diubah sehingga
bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat
pada awal kalimat. Misalnya: Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
·
Angka yang
menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah
dibaca. Misalnya: Perusahaan itu baru saja mendapat pinaman 250 juta rupiah.
·
Bilangan tidak perlu
ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen
resmi seperti akta dan kuitansi. Misalnya: Kantor kami memunyai dua puluh orang
pegawai.
·
Jika bilangan
dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Misalnya: Saya
lampirkan tanda uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan
dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
k. Mengenai penulisan kata, yang masih perlu
kita perhatikan adalah sebagai berikut.
1.
Awalan di- dan ke- ditulis
serangkai dengan kata dasarnya.
Benar
Salah
dikelola di kelola
ketujuh ke tujuh
2.
Gabungan kata yang salah
satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai.
Benar
Salah
saptakrida sapta krida
sapta-krida
subseksi sub seksi
sub-seksi
nonkolaborasi nonkolaborasi
non-kolaborasi
3.
Bentuk dasar berupa
gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkaian atau
ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.
Benar
Salah
bertolak belakang
bertolakbelakang
Bertolak-belakang
tanda tangani tandatangani
tanda-tangani
mendarah daging
mendarahdaging
mendarah-daging
4.
Bentuk dasar berupa
gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai.
Benar
Salah
melatarbelakangi melatar
belakangi
melatar-belakangi
menghancurleburkan
menghancur leburkan
menghancur-leburkan
penyebarluasan penyebar
luasan
penyebar-luasan
dibumihanguskan dibumi
hanguskan
dibumi-hanguskan
5.
Bentuk terikat yang diikuti
oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu
dibubuhkan tanda hubung (-).
Bentuk Salah
non-Indonesia nonIndonesia
non Indonesia
non-Afrikanisme
nonAfrikanisme
non Afrikanisme
6.
Kata ulang dituliskan
dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya.
Benar
Salah
anak-anak anak anak
undang-undang undang undang
terus-menerus terus menerus
7.
Kata depan di dan ke
ditulis terpisah dri kata yang mengikutinya.
Benar
Salah
di rumah dirumah
ke mana kemana
8.
Kata sandang si ditulis
terpisah dengan kata yang mengikutinya
Benar
Salah
si pengirim sipengirim
si penerima sipenerima
si pemalu sipemalu
si pencuri sipencuri
9.
Partikel per yang
berarti ‘tiap’ dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului
dan mengikutinya
Sebaliknya, per pada
bilangan pecahan ditulis serangkai
kata yang mengikutinya.
Benar
Salah
satu per satu turun satu persatu
turun
dua pertiga dua per tiga
10. Singkatan nama gelar sarjana kesehatan,
dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul
singkatan Dr. untuk dokter (kesehatan)
dan DR untuk doktor (purnasarjana).
Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr. diperuntukkan
bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah
merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (perseroan
terbatas), SD (sekolah dasar).
11. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas
huruf kapital, tidak diikuti tanda titik.
Benar
Salah
DPR D.P.R
PT P.T.
SMP S.M.P
SD S.D.
12. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf
atau lebih diikuti satu tanda titik.
Benar
Salah
sda. s.d.a.
ttd. t.t.d.
yad. y.a.d.
13. Lambang kimia, singkatan
satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Benar Salah
cm cm.
Rp Rp.
km km.
14. Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku
kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf
awal huruf kapital.Benar Salah
Golkar GOLKAR
Kowani KOWANI
Bappenas BAPPENAS
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam penulisan makalah ini salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah penulisan kata maupun kalimat yang tepat. Dengan penulisan kata yang
tepat maka pembaca tidak akan
mengalami salah tafsir terhadap kata dasar yang telah diberi imbuhan dan isi dari tulisan tersebut
dapat
tersalurkan kepada pembaca, sehingga tujuan penulis dapat
tersampaikan ke pembaca.
B.
Saran
Bahasa Indonesia tidak akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat bahasa
dan
balai bahasa serta tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata bahasa. Maka pembelajaran bahasa disetiap kampus dan pada setiap jenjang
pendidikan nyata diperlukan karena akan membantu
memelihara kesucian dan keaslian bahasa, agar selalu tehindar dari kontaminasi budaya bahasa
asing
DAFTAR PUSTAKA
Ramli, Lili.
2011.
“Bahasa
Indonesia Resensi Buku”http://liliramli.guru- indonesia.net/artikel_detail-30652.html
Departemen
Pendidikan
dan Kebudayaan. Edisi
ketiga. “Kamus
Besar
Bahasa Indonesia”. Balai Pustaka.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar