Kamis, 18 Januari 2024

MAKALAH IRAMA (RITME) (DESAIN GRAFIS)

 

MAKALAH

IRAMA (RITME)

 

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran

“Dasar Desain Grafis”

Description: D:\pindahan donload\ihya.jpg

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

§  SAEPATUL

§  SANTI

§  MARHAMAH

§  LISA PUSPITASARI

§  ROHMAN

§  ALI ALFAUJI

 

 

SMK AL-IHYA KADURONYOK – PANDEGLANG

TAHUN AJARAN

2023/2024


KATA PENGANTAR

 

                  Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

 

Menes, 25 Oktober 2023

 

 

Penyusun


 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR______________________________________________ i

DAFTAR ISI_____________________________________________________ ii

BAB I PENDAHULUAN___________________________________________ 1

A.    Latar belakang_______________________________________________ 1

B.     Rumusan masalah_____________________________________________ 1

C.     Tujuan______________________________________________________ 1

BAB II PEMBAHASAN____________________________________________ 2

A.    Pengertian Desain_____________________________________________ 2

B.     Pengertian Irama (ritme)________________________________________ 2

C.     Prinsip Irama (ritme)___________________________________________ 3

BAB III PENUTUP________________________________________________ 4

A.    Kesimpulan__________________________________________________ 4

DAFTAR PUSTAKA


 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Pada  saat  ini,  peranan  desain  dalam  segala  bidang  usaha  sangat dibutuhkan. Karena desain adalah proses awal atau rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda. Tanpa adanya sebuah desain dapat di mungkinkan  segala sesuatu menjadi kurang menarik. Oleh karena itu desain haruslah memiliki unsur kreatifitas dan inovasi agar lebih menarik.

Sebagian besar orang pasti mengetahui atau minimal pernah mendengar kata desain. Tapi banyak yang belum mengerti apa itu desain, prinsip desain dan lain-lain yang berkaitan dengan desain. Maka dari itu. Melalui makalah ini, kami selaku penulis ingin menjelaskan tentang desain

 

B.     Rumusan Masalah

1.            Apa Pengertian Desain

2.            Apa Pengertian Irama (ritme)

3.            Bagaimana Prinsip Irama (ritme)

 

C.    Tujuan Penulisan 

1.            Untuk mengetahui Pengertian Desain

2.            Untuk mengetahui Pengertian Irama (ritme)

3.            Untuk mengetahui Prinsip Irama (ritme)

 


D.     

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Desain

Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya.Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja.Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.

 Pada dasarnya desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda. Desain merupakan langkah awal sebelum memulai membuat suatu benda, seperti baju, website, bangunan, dll. Pada saat pembuatan desain biasanya mulai memasukkan unsur berbagai pertimbangan, perhitungan, cita rasa, dll. Sehingga bisa dibilang bahwa sebuah desain merupakan bentuk perumusan dari berbagai unsur termasuk berbagai macam pertimbangan di dalamnya

Berikut ini adalah pengertian dan definisi desain:

1.      Dudy Wiyancoko , “Desain adalah segala hal yang berhubungan dengan pembuatan konsep, analisis data, project planning, drawing/rendering, cost calculation, prototyping, frame testing, dan test riding”.

2.      Dedi Nurhadiat, “Desain adalah perencanaan untuk mewujudkan suatu gagasan’.

 

B.     Pengertian Irama (ritme)

Irama (ritme) dapat kita rasakan. Ritme terjadi karena adanya pengulangan pada bidang/ruang yang menyebabkan kita dapat merasakan adanya perakan, getaran, atau perpindahan dari unsur satu ke unsur lain. Gerak dan pengulangan tersebut mengajak mata mengikuti arah gerakan yang terjadi pada sebuah karya.

 

C.    Prinsip Irama (Ritme)

Prinsipnya adalah, jangan selalu membuat setiap elemen tersebut dengan ukuran yang sama dan dengan jarak yang sama. Berikan variasi terhadap ukuran, posisi dan jaraknya agar efek bergerak terjadi. Jika ingin menggunakan ukuran objek yang sama, maka berikan variasi pada posisi dan warnanya. Jika ingin membuat objek dengan warna yang sama, maka variasikan ukurannya. Begitulah seterusnya, tetap harus ada variasi dari salah satu aspeknya. Misalnya anda membuat sebuah bidang geometris segitiga. Buatlah beberapa segitiga dengan beberapa ukuran, lalu atur posisinya secara dimanis. Bila perlu, juga mengikuti sebuah pola gerak tertentu. Begitu juga jika anda ingin memberikan irama pada warna, berikan gradasi warna pada objek atau bagian yang ingin anda berikan efek bergerak. Contohnya seperti gambar dibawah ini:

Description: Pengertian Irama pada Prinsip Desain dan Contohnya

Irama melalui variasi ukuran dan posisi garis dan bidang

Description: Pengertian Irama pada Prinsip Desain dan Contohnya

Irama melalui permainan ukuran, posisi dan gradasi warna

 


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Irama (ritme) dapat kita rasakan. Ritme terjadi karena adanya pengulangan pada bidang/ruang yang menyebabkan kita dapat merasakan adanya perakan, getaran, atau perpindahan dari unsur satu ke unsur lain. Gerak dan pengulangan tersebut mengajak mata mengikuti arah gerakan yang terjadi pada sebuah karya.

Prinsipnya adalah, jangan selalu membuat setiap elemen tersebut dengan ukuran yang sama dan dengan jarak yang sama. Berikan variasi terhadap ukuran, posisi dan jaraknya agar efek bergerak terjadi. Jika ingin menggunakan ukuran objek yang sama, maka berikan variasi pada posisi dan warnanya.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Carramedia.blogspot.com.2023. Prinsip-Keseimbangan-Desain https://carramedia. blogspot.com /2018/09/prinsip-keseimbangan-desain.html. diakses pada tanggal 25 Oktober 2023

https://sentratugas.blogspot.com/2018/01/makalah-tentang-prinsip-prinsip-desain.html diakses pada tanggal 25 Oktober 2023

 

MAKALAH TUAS/PENGUNGKIT

 

MAKALAH

TUAS/PENGUNGKIT

 

 

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Biomekanika olahraga”

 

Dosen Pengampu : Fadlilah Fahmi,S.Or,M.Pd

 

 

Disusun Oleh

1.    ARIEF ANUGRAH

2.    NI PUTU RATNADEWI

3.    M IKHSAN

 

 

 

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

UNIVERSITAS PRIMAGRAHA

SERANG-BANTEN

TAHUN  2023


KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Tuas/Pengungkit”. Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biomekanika olahraga Universitas Pria\magraha

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

 

 

 

 

 

 

Serang, 02 November 2023

 

Penyusun


DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A.   Latar Belakang................................................................................... 1

B.   Rumusan Masalah............................................................................ 3

C.   Tujuan Penulisan.............................................................................. 4

D.   Manfaat Penulisan............................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 5

A.   Pengertian Tuas atau pengungkit.................................................. 5

B.   Jenis-Jenis Pengungkit................................................................... 6

C.   Cara Kerja Tuas ................................................................................ 9

D.   Macam-macam Jenis Tuas atau Pengungkit............................. 10

E.   Komponen pengungkit.................................................................. 12

F.    Contoh soal pengungkit................................................................ 22

G.   Manfaat Tuas .................................................................................. 23

BAB III PENUTUP...................................................................................... 25

3.1    Kesimpulan..................................................................................... 25

3.2    Penutup........................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 28


 


BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Tuas (lever, dalam Bahasa Inggris) atau pengungkit  adalah salah satu pesawat sederhana yang digunakan untuk mengubah efek atau hasil dari suatu gaya. Hal inidimungkinkan terjadi dengan adanya sebuah batang ungkit dengan titik tumpu( fulcrum), titik gaya ( force), dan titik beban (load ) yang divariasikan letaknya. Contoh penggunaan prinsip pengungkit adalah gunting, linggis, dan gunting kuku. 

Pada masa ini, tuas sudah banyak dikembangkan menjadi berbagai alat yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. gunting kuku adalah salah satu alat fisika yangmenggunakan prinsip tuas.

Bila mendengar kata pesawat, pasti perhatian kita akan langsung terpusat pada piranti canggih buatan manusia, misalnya pesawat terbang, pesawat elevise, pesawat telepon, dll. Untuk melakukan pekerjaan yang ringan seperti menulis, menyisir rambut, mandi dan sebagainya kita dapat menggunakan kaki, tangan, atau bagian tubuh lainnya. Tetapi, jika melakukan pekerjaan yang berat kita terkadang sulit melakukannya. Misalnya mengangkat berat benda yang bermassa 100 kg, memecah batu, menggiling padi, dll. Untuk mempermudah pekerjaan- pekerjaan tersebut biasanya manusia membutuhkan alat bantu. Alat bantu tersebut dinamakan pesawat.

Pesawat bermacam-macam ragamnya. Mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Mulai dari yang menggunakan teknologi sederhana sampai menggunakan teknologi yang tinggi. Pesawat yang rumit adalah kumpulan dari pesawat-pesawat sederhana. Pada makalah ini kita akan membahas pengertian pesawat sederhana dan jenis-jenisnya.

Pada awalnya tulisan mengenai tuas (pengungkit) ada sejak  abad ke-3 SM dan dicetuskan oleh Archimedes. “Beri aku tempat untuk berdiri, dan aku akan menggerakkan bumi ” adalah catatan dari Archimedes yang secara resmi menyatakan kebenaran prinsip matematika dari tuas (dikutip oleh Pappus of Alexandria). Dizaman Mesir kuno, para tukang bangunan menggunakan tuas untuk memindahkan danmengangkat obelisk-obelisk. 

Tuas juga sangat erat kaitannya dengan sistem gerak tubuh manusia, misalnya saatmengangkat lengan, menendang dengan kaki menggerakkan kepala dan semua geraktubuh yang dilakukan manusia, tentunya semua pergerakan tidak terlepas dari peranotot sebagai sumber tenaga manusia.

Ide pertama dari pesawat sederhana berawal dari seorang filsuf Yunani Archimedes sekitar abad ke-3 sebelum masehi. Ia mempelajari 3 pesawat sederhana: katrol, pengungkit, dan sekrup. Ia menemukan rumusan untuk mencari keuntungan mekanik pada pengungkit. Para ilmuwan Yunani sendiri akhirnya mendefinisikan 5 macam pesawat sederhana (tidak termasuk bidang miring) dan mereka dapat menghitung keuntungan mekanik semua alat-alat tersebut (meski perhitungan untuk baji dan sekrup tidak terlalu akurat dikarenakan gaya gesek yang besar). Hero dari Alexandria (sekitar 10–75 AD) dalam karyanya Mechanics mendefinisikan ada 5 pesawat sederhana: pengungkit, kerekan, katrol, baji, dan katrol. dan menjelaskan alat-alatnya mengenai cara pembuatan dan kegunaanya.

Alat yang digunakan oleh manusia untuk memudahkan melakukan pekerjaan atau kegiatan disebut pesawat. Ada dua jenis pesawat, yaitu : pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja yang bentuknya sangat sederhana contohnya adalah tuas, bidang miring, dan katrol. Pesawat rumit adalah pesawat yang terdiri dari susunan beberapa pesawat rumit contonya pesawat terbang, pesawat telepon, pesawat televisi, mobil, motor, sepeda dll.

 

B.   Rumusan masalah

1.    Apa Pengertian Tuas atau pengungkit

2.    Bagaimana Jenis-Jenis Pengungkit

3.    Bagaimana Cara Kerja Tuas 

4.    Bagaimana Macam-macam Jenis Tuas atau Pengungkit

5.    Bagaimana Komponen pengungkit

6.    Bagaimana Contoh soal

 

C.   Tujuan Penulisan

1.    Untuk mengetahui Pengertian Tuas atau pengungkit

2.    Untuk mengetahui Jenis-Jenis Pengungkit

3.    Untuk mengetahui Cara Kerja Tuas 

4.    Untuk mengetahui Macam-macam Jenis Tuas atau Pengungkit

5.    Untuk mengetahui Komponen pengungkit

6.    Untuk mengetahui Contoh soal

 

D.   Manfaat Penulisan

1.    Dapat mengetahui Pengertian Tuas atau pengungkit

2.    Dapat mengetahui Jenis-Jenis Pengungkit

3.    Dapat mengetahui Cara Kerja Tuas 

4.    Dapat mengetahui Macam-macam Jenis Tuas atau Pengungkit

5.    Dapat mengetahui Komponen pengungkit

6.    Dapat mengetahui Contoh soal

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Tuas atau pengungkit

Tuas atau pengungkit merupakan pesawat sederhana yang usianya paling tua dibanding pesawat sederhana yang lain. Tuas sudah digunakan sejak kehidupan nenek moyang kita. Pada saat itu, tuas digunakan untuk memindahkan benda-benda berat sehingga pekerjaannya menjadi ringan.

Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau besaran dari suatu gaya. Secara umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai mekanisme paling sederhana yang memanfaatkan keuntungan mekanik untuk menggandakan gaya. Sebuah pesawat sederhana menggunakan satu gaya kerja untuk bekerja melawan satu gaya beban. Dengan mengabaikan gaya gesek yang timbul, maka kerja yang dilakukan oleh beban besarnya akan sama dengan kerja yang dilakukan pada beban.

Pesawat sederhana merupakan peralatan yang melakukan usaha dengan
hanya satu gerakan. Penggunaan pesawat sederhana dimaksudkan agar memudahkan pekerjaan kita. Besar keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pesawat sederhana dinamakan keuntungan mekanis. Keuntungan mekanis yang akan dihasilkan dari masing-masing pesawat sederhana ini berbeda-beda, bergantung jenis pesawat sederhana yang digunakan.

 

B.     Jenis-Jenis Pengungkit

1.    Pengungkit Jenis Pertama

Gambar 1.3. Skema pengungkit jenis pertama

Sumber : Internet


Pengungkit jenis pertama (disebut juga pengungkit kelas 1) memiliki letak titik tumpu (T) yang berada diantara titik beban (B) dan titik kuasa (K). Bentuk ini adalah bentuk dasar atau bentuk paling umum dari sebuah pengungkit. Contohnya adalah jungkat-jungkit, gunting, tang, palu, linggis, dan sejenisnya. Contoh-contoh dari pengungkit jenis pertama diperlihatkan pada Gambar 1.4.


Gambar 1.4. Pengungkit jenis pertama

Sumber: IPA untuk SD dan MI Kelas V Depdiknas; Microsoft Encarta Premium 2009; Internet

2.       Pengungkit Jenis Kedua

Gambar 1.5. Skema pengungkit jenis kedua

Sumber : Internet

Pengungkit jenis kedua (disebut juga pengungkit kelas 2) memiliki letak titik beban (B) yang berada diantara titik kuasa (K) dan titik tumpu (T). Contoh pemanfaatan pengungkit jenis kedua diantaranya gerobak dorong, pembuka botol, pemecah kemiri, dan sejenisnya. Contoh-contoh dari pengungkit jenis kedua diperlihatkan pada Gambar 1.6.


Gambar 1.6. Pengungkit jenis kedua

Sumber: IPA untuk SD dan MI Kelas V Depdiknas; Internet

 

 

 

 

 

3.       Pengungkit Jenis Ketiga


Gambar 1.7. Skema pengungkit jenis ketiga

Sumber : Internet

 

Pengungkit jenis ketiga (disebut juga pengungkit kelas 3) memiliki letak titik kuasa (K) yang berada diantara titik beban (B) dan titik tumpu (T). Contoh pemanfaatan pengungkit jenis ketiga diantaranya pinset, stapler, alat pancing, termasuk lengan Anda, dan sejenisnya. Contoh- contoh dari dari pengungkit jenis ketiga diperlihatkan pada Gambar 1.8.


Gambar 1.8. Pengungkit jenis ketiga

Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas; Internet

 

 

 

 

 

C.     Cara Kerja Tuas 

Titik A pada Gambar di bawah ini disebut titik kuasa, yaitu tempat melakukan usaha (kerja). Titik B disebut titik beban, yaitu tempat beban diletakkan. Titik C disebut titik tumpu, tempat pesawat ditumpu. Jarak kuasa ke titik tumpu (jarak AC) disebut lengan kuasa (lk).

Jarak titik beban ke titik tumpu (jarak BC) disebut lengan beban (lb). Massa kuasa adalah mA dan massa beban adalah mB. Massa beban dan massa kuasa berbanding terbalik dengan panjang lengan masing-masing.

Gambar: Cara Kerja Tuas atau Pengungkit

Jadi,

mA : mB = lb : lk

atau

mA lk = mB lb

Jika kedua ruas dikalikan dengan g maka

mA g lk = mB g lk

wA lk = wB lb

Besarnya wA = F = kuasa, yaitu gaya yang dikerjakan, sedangkan wB = w = beban yang diangkat.

F lk = w lb

Keterangan:
F = gaya yang bekerja (N)
w = beban (N)
l
k = lengan kuasa (m atau cm)
l
b = lengan beban (m atau cm)

Perbandingan antara beban dengan kuasa disebut keuntungan mekanik (KM) pesawat. Jadi,

KM = W/F = Ik/Ib

 

D.    Macam-macam Jenis Tuas atau Pengungkit

Berdasarkan titik tumpunya, tuas dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu

a.    tuas jenis pertama,

Letak titik tumpu tuas jenis ini berada di antara titik beban dan titik kuasa. Contoh tuas jenis pertama, yaitu tang dan neraca.

b.    tuas jenis kedua;

Pada tuas jenis kedua, titik beban berada di antara titik tumpu dan titik kuasa. Contohnya, pembuka tutup botol dan gerobak dorong.

c.    Tuas jenis ketiga.

Titik kuasa pada tuas jenis ini berada di antara titik tumpu dan titik beban. Tuas jenis ketiga dijumpai pada lengan tangan yang sedang digunakan untuk memegang benda. Misalnya, tangan yang sedang memegang gelas air minum.

 

Tuas kelas pertama

Tuas kelas yang pertama yaitu tuas yang memiliki titik tumpu berada diantara titik kuasa F dan titik beban B, Contohnya : gunting dan palu

     

Tuas kelas kedua

Tuas kelas kedua yaitu tuas yang memiliki titik beban berada diantara titik kuasa F dan titik tumpu T atau bebannya diletakkan diantara titik tumpu dan titik kuasa. Contoh alat yang bekerja berdasarkan prinsif tuas kelas kedua antra lain :

                    Gerobak dorong           pembuka botol          pemecah biji

 

Tuas kelas ketiga

Tuas yang titik kuasa F posisinya berada diantara titik tumpu T dan titik beban B contohnya: penjepit, tangan memegang beban.

 

E.     Komponen pengungkit

Komponen-komponen yuang terdapat dalan sebuah pengungkit diantaranya :

·         Titik kuasa (K) yaitu bagian ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa unuk mengangkat beban .

·         Titik beban (B) yaitu bagian ujung pengungkit yang digunakan untuk mengangkat atau memindahkan benda yang hendak diangkat atau dipindahkan.

·         Titik tumpu (T) yaitu bagian pengungkit yang menjadi posisi tumpuan atau penyangga.

Letak titik tumpu ini beragam, ada yang dibagian tengah pengungkit, ada pula yang dibagian ujungnya, bergantung jenis pengungkit. Lengan kuasa (Lk), yaitu jarak antara titik kuasa dengan titik tumpu. Lengan beban (Lb), yaitu jarak antara titik bebab dengan titik tumpu. Gaya berat beban (Fb), yaitu gaya berat yang ditimbulkan beban pada pengungkit. Gaya kuasa (Fk), yaitu gaya yang diperlukan untuk mengangkat atau memindahkan beban.

Semakin jauh jarak kuasa dari titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa yang diperlukan untuk memindahkan/mengangkat sebuah beban. Demikian pula semakin dekat beban titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa yang diperlukan. Secara sistematis, hubungan gaya kuasa, gaya berat beban, lengan kuasa, dan lengan beban dinyatakan oleh persamaan:

KM = Fb/Fk=Lk/Lb

Dengan Fb = gaya berat beban yang akan diangkat (satuannya newton)

Fk= gaya kuasa yang diberikan (satuannya newton)

Lk = panjang lengan kuasa /jarak antara titik kuasa dan titik tumpu (satuannya meter)

Lb = panjang lengan beban/jarak antara titik beban dan titik tumpu (satuannya meter)

Besar keuntungan mekanis (KM) pada pengungki merupakan perbandingan antara berat beban (B) dan gaya kuasa (KM) pada pengungkit merupakan perbandingan antara berat beban (B) dan gaya kuasa (F) atau perbandingan antara lengan kuasa (Lk) dan lengan beban (Lb).

 

Bidang Miring

    Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan untuk memindahkan benda dengan lintasan yang miring. Atau dengan kata lain bidang miring merupakan permukaan datar dengan salah satu ujung lebih tinggi daripada ujung yang lain. Dengan menggunakan bidang miring beban yang berat dapat dipindahkan ketempat yang lebih tinggi dengan lebih mudah, artinya gaya yang kita keluarkan menjadi lebih kecil bila dibanding tidak menggunakan bidang miring. Semakin landai bidang miring semakin ringan gaya yang harus kita keluarkan. Dalam kehidupan sehari-hari prinsip bidang miring digunakan untuk alat bantu kerja misalnya baji dan sekrup :

-          Baji adalah benda keras yang terbuat dari batu atau logam yang dibuat tebal pada salah satu ujungnya sedangkan ujung yang lain dibuat lebih tipis sehingga bagian ujung yang tipis menjadi lebih tajam. Contohnya: kapak, pisau, paku, pahat.

-          Sekrup Sekrup adalah salah satu alat yang menggunakan prinsip bidang miring. Pada dasarnya sekrup adalah bidang miring yang melilit pada sebuah silinder oleh karena itu apabila sekrup diputar atau diulir maka sekrup tersebut dapat bergerak maju mundur

 

Keuntungan Mekanik Bidang Miring

Keuntungan Mekanik Bidang miring Dengan menggunakan bidang miring beban kerja terasa lebih ringan, berarti kita memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diperoleh jika menggunakan bidang miring disebut keuntungan mekanik bidang miring. Besarnya keuntungan mekanik dinyatakan sebagai perbandingan antara berat beban yang akan diangkat dengan besar gaya kuasa yang diperlukan.

Rumus dari bidang miring yaitu :
W x h = F x s
Keterangan dari rumus diatas ialah :

·                     W = Beban (N)

·                     F = Gaya (N)

·                     s = Panjang bidang miring (m)

·                     h = Tinggi bidang miring (m)

 

 

2.        Katrol

Katrol merupakan pesawat sederhana yang terdiri dari sebuah roda atau piringan beralur dan tali atau kabel yang mengelilingi alur roda atau piringan tersebut. Ditinjau dari cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit, karena pada katrol juga terdapat titik tumpu, titik kuasa, dan titik beban. Gambar 1.9. memberikan gambaran mengenai kemiripan katrol dengan pengungkit.

Gambar 1.9. Katrol

 

 

 

 

 

Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Pemanfaatan katrol dalam kehidupan sehari-hari cukup beragam, misalnya untuk mengangkat benda-benda, mengambil air dari sumur, mengibarkan bendera, hingga mengangkat kotak peti kemas. Berdasarkan susunan tali dan rodanya, katrol dibedakan menjadi katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk.

1.         Katrol Tetap


Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berubah ketika digunakan. Biasanya posisi katrolnya terikat pada satu tempat tertentu. Titik tumpu sebuah katrol tetap terletak pada sumbu katrolnya. Contoh pemanfaatan katrol tetap adalah pada alat penimba air sumur dan katrol pada tiang bendera. Gambar 1.10 memperlihatkan suatu katrol tetap.

Gambar 1.10 . Katrol tetap: pada tiang bendera (kiri) dan sumur

timba (kanan)

Sumber: IPA untuk SD dan MI Kelas V Depdiknas

 

Keuntungan mekanis pada katrol tetap

Pada katrol tetap (Gambar 1.11) hanya terdapat satu penggal tali yang menahan beban, sehingga besar gaya kuasa (Fk) untuk menarik beban sama dengan gaya berat beban (Fb), atau

Fb = Fk

sehingga keuntungan mekanis untuk katrol tetap adalah: KM = 𝐹𝑏 = 1

𝐹𝑘

Gambar 1.11. Keuntungan mekanis pada katrol tetap

Sumber: Buku IPA Guru Kelas 5 SEQIP

Keuntungan mekanis yang diberikan oleh katrol tetap adalah 1 (satu), artinya bahwa pada katrol tetap gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban sama dengan gaya berat beban itu sendiri. Penggunaan satu katrol tetap hanya mengubah arah gaya kuasa, sehingga keuntungan yang diperoleh adalah memudahkan pengangkatan beban saja.

2.    Katrol Bebas

Katrol bebas merupakan katrol yang posisi atau kedudukannya berubah ketika digunakan. Artinya, katrol bebas tidak ditempatkan di tempat tertentu, melainkan ditempatkan pada tali yang kedudukannya dapat berubah. Contoh pemanfaatan katrol bebas adalah pada alat pengangkat peti kemas. Gambar 1.12 memperlihatkan suatu katrol bebas.

 

Gambar 1.12. Katrol bebas

Sumber: IPA untuk SD dan MI Kelas V Depdiknas

 


 

Roda berporos

             Roda dan poros merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang terdiri dari dua buah silinder dengan jari-jari yang berbeda dan bergabung di pusatnya. Silinder berjari-jari besar dinamakan roda dan silinder berjari-jari kecil dinamakan poros.

            Keuntungan mekanis yang diperoleh dari roda dan poros dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.

 

Sistem kerja roda dan poros

Roda dan poros bekerja dengan cara mengubah besar dan arah gaya yang digunakan untuk memindahkan (dalam hal ini, memutar) sebuah benda. Contoh penerapan roda dan poros dalam kehidupan diantaranya pemutar keran air, pegangan pintu yang bulat, obeng, roda pada kendaraan, setir kendaraan, alat serutan pensil, bor tangan, dan sejenisnya.

 

 

Jenis-jenis roda, yaitu:

 

a.       Roda setali

Roda setali yaiu dua buah roda atau lebiih yang dihubungkan dengan tali. Contoh: roda sepeda yang dihungkan dengan rantai, dan roda sepeda motor yang dihubungkan dengan rantai

b.      Roda sepusat

Roda sepusat yaitu dua buah roda atau lebih yang memiliki pusat yang sama. Conoh: roda pada mobil truk

c.       Roda bersinggungan

Roda bersinggungan yaitu dua buah roda atau lebih yang saling bersinggunagan satu sama lain. Roda bersinggungan besar menghasilkan gaya yang lebih besar sehingga kuasa yang diperlukan lebih kecil, tetapi kondisi ini harus diimbangi dengan kecepatan putar yang tinggi, tetapi gaya yang dihasilkan relatif kecil sehingga harus diimbangi dengan kuasa yang besar. Mesin pada jam merupakan penerapan  dan pemanfaatan roda bersinggungan dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

 

 

F.     Contoh soal

Jika diketahui bahwa beban yang dimiliki kardus besarnya 150 N dan panjang pengungkit adalah 2 meter, tentukan besar kuasa dan keuntungan mekanis dari tuas tersebut!

Penyelesaian:

Diketahui:

w = 150 N

lb = 0,5 m

lk = 1,5 m

Ditanyakan:

F = . . .?

Km= . . .?

Jawab:

Langkah 1:

Menentukan besar kuasa yang diperlukan untuk mengangkat beban.

Pengertian dan Rumus Tuas atau Pengungkit beserta Contoh Soal Tuas dan Pengunkit

Langkah 2:

Menentukan keuntungan mekanis yang dimiliki tuas.

Jadi, besar kuasa yang diperlukan untuk mengangkat beban adalah 50 N dan keuntungan

mekanis yang diperoleh adalah 3.Seseorang memikul dua benda, masing-masing beratnya 200 N dan 300 N. Kedua benda tersebut dipikul dengan sebuah tongkat. Benda yang beratnya 200 N terletak pada jarak 150 cm dari titik tumpu pada salah satu ujung tongkat. Berapa panjang tongkat minimal yang diperlukan agar kedua benda yang dipikul tersebut dalam keadaan setimbang?

Pembahasan

Diketahui:

w1 = 200 N

w2 = 300 N

l1 = 150 cm = 1,5 m

Ditanya: l = ...?

Jawab:

w1 l1 = w2 l2

l2 = w1 l1/w2

   = (200 N x 1,5 m)/ 300 N

   = 1m

I = 11+12

  = 1,5 m + 1 m = 2,5 m

Jadi, panjang tongkat minimal adalah 2,5 m.

 

G.    Manfaat Pesawat Sederhana

1.    Untuk mempermudah pekerjaan manusia, baik dari segi pengangkutan maupun pekerjaan manusia dalam jarak yang jauh.

2.    Energi yang kita keluarkan juga dapat dihemat.

3.    Waktunya juga lebih singkat.

4.     Untuk mengubah arah gaya.

5.    Untuk menghasilkan gaya yang lebih besar dengan gaya yang kecil.

6.    Untuk memindahkan atau merubah arah gaya, misalnya putaran kincir air digunakan untuk menumbuk padi.

7.    Untuk merubah kecepatan.

 


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pesawat digunakan manusia untuk memudahkan pekerjaan. Ada dua jenis pesawat yaitu pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana ada empat macam, yaitu tuas atau pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda.

 Tujuan menggunakan pesawat sederhana adalah untuk melipatgandakan gaya atau kemampuan, mengubah arah gaya, dan memperbesar kecepatan ketika menempuh jarak yang lebih jauh.

 Pesawat sederhana bukan untuk menciptakan gaya atau menyimpan gaya, tapi untuk memudahkan dan meringankan pelaksanaan pekerjaan. Aplikasi pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai. Contohnya gunting, pemecah kemiri, gerobak dorong, pisau, tangga, katrol penimba air, sepeda, jam, mobil truk, dan mobil derek.

-          tuas jenis pertama,

Letak titik tumpu tuas jenis ini berada di antara titik beban dan titik kuasa. Contoh tuas jenis pertama, yaitu tang dan neraca.

-          tuas jenis kedua;

Pada tuas jenis kedua, titik beban berada di antara titik tumpu dan titik kuasa. Contohnya, pembuka tutup botol dan gerobak dorong.

-          Tuas jenis ketiga.

Titik kuasa pada tuas jenis ini berada di antara titik tumpu dan titik beban. Tuas jenis ketiga dijumpai pada lengan tangan yang sedang digunakan untuk memegang benda. Misalnya, tangan yang sedang memegang gelas air minum.

Ide pertama dari pesawat sederhana berawal dari seorang filsuf Yunani Archimedes sekitar abad ke-3 sebelum masehi. Ia mempelajari 3 pesawat sederhana: katrol, pengungkit, dan sekrup. Ia menemukan rumusan untuk mencari keuntungan mekanik pada pengungkit. Para ilmuwan Yunani sendiri akhirnya mendefinisikan 5 macam pesawat sederhana (tidak termasuk bidang miring) dan mereka dapat menghitung keuntungan mekanik semua alat-alat tersebut (meski perhitungan untuk baji dan sekrup tidak terlalu akurat dikarenakan gaya gesek yang besar). Hero dari Alexandria (sekitar 10–75 AD) dalam karyanya Mechanics mendefinisikan ada 5 pesawat sederhana: pengungkit, kerekan, katrol, baji, dan katrol. dan menjelaskan alat-alatnya mengenai cara pembuatan dan kegunaanya.

Alat yang digunakan oleh manusia untuk memudahkan melakukan pekerjaan atau kegiatan disebut pesawat. Ada dua jenis pesawat, yaitu : pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja yang bentuknya sangat sederhana contohnya adalah tuas, bidang miring, dan katrol. Pesawat rumit adalah pesawat yang terdiri dari susunan beberapa pesawat rumit contonya pesawat terbang, pesawat telepon, pesawat televisi, mobil, motor, sepeda dll.

 

B.     Saran

Setelah kita mempelajari materi pesawat sederhana kita mengetahui bahwa pesawat sederhana memudahkan kita dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Sebaiknya kita dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga kita tidak kesulitan dalam melakukan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu masyarakat sebaiknya lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan pesawat sederhana sehingga dari sebuah pesawat sederhana dapat tercipta benda-benda yang susunannya lebih kompleks dan rumit yang bermanfaat.

Demikian makalah ini penulis sajikan, Tentunya masih terdapat banyak cacat yang perlu untuk mencapai kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap sudilah kiranya kekurangan-kekurangan tersebut, para pembaca yang budiman sebagai pemerhati ilmu lebih khusus di bidang pendidikan untuk memberi koreksi atau saran demi sempurnanya makalah ini.

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Haryanto. 2009. Sains. Malang. Erlangga

Widodo. 2004. Alamku Sains. Jakarta. Bumi Aksara

Setya Nuracmandani. Samson Samsulhadi. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam (Tepadu). Surakarta. Pusat Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional

Purwoko, Fendi.2006. Fisika. Bandung. Yudhistira

http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/pesawat-sederhana.htmlhttp://balaiedukasi.blogspot.com/2013/12/pesawat-sederhana.html