Kamis, 06 Agustus 2020

Tatanama Senyawa Dan Persamaan Reaksi Kimia

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Tatanama Senyawa Dan Persamaan Reaksi Kimia”.     

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang tentunya bisa menjadikan makalah ini lebih baik lagi.

 

 

Menes, 16 Juni 2020

 

 

Penyusun

 

 

 

 


 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1

A.    Latar Belakang........................................................................................................ 1

B.     Rumusan Masalah.................................................................................................... 1

C.     Tujuan Penulisan...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2

A.    Tata Nama Senyawa Dan Persamaan Reaksi Kimia................................................ 2

B.     Tata Nama Senyawa Ion.........................................................................................   3

C.     Persamaan Reaksi Kimia......................................................................................... 3

D.    Penyetaraan Reaksi.................................................................................................. 5

BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 7

A.    Kesimpulan.............................................................................................................. 7

B.     Saran........................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA


 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Di dalam tubuh manusia terjadi reaksi kimia yang berlangsung spontan tanpa bisa anda atur. Sebagai contoh reaksi kimia pada proses pencernaan makanan, pernapasan, dan metabolisme tubuh. Apakah manusia dapat mengatur proses kimia di dalam tubuhnya ? tentu saja tidak, meskipun dapat harus membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Mengapa rambu-rambu lalu lintas dibuat lebih besar dan jelas dibanding tulisan ? karena penggunaan simbol akan lebih praktis dan akan mudah diingat. Hal yang sama berlaku pada penulisan persamaan reaksi. Misalnya jika kita mereaksikan antara unsur A yang berwujud padat dan unsur B yang berwujud gas, akan sangat panjang dan tidak praktis jika kita menggunakan tulisan.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Tata Nama Senyawa Dan Persamaan Reaksi Kimia

2.      Apa Tata Nama Senyawa Ion

3.      Bagaimana Persamaan Reaksi Kimia

4.      Bagaimana Penyetaraan Reaksi

 

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk Mengetahui Tata Nama Senyawa Dan Persamaan Reaksi Kimia

2.      Untuk Mengetahui Tata Nama Senyawa Ion

3.      Untuk Mengetahui Persamaan Reaksi Kimia

4.      Untuk Mengetahui Penyetaraan Reaksi

 

 

 

 

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Tata Nama Senyawa Dan Persamaan Reaksi Kimia

1.      Tata Nama Senyawa Sederhana

Setiap rumus kimia mempunyai nama dengan aturan-aturan yang telah ditentukan dan disebut tata nama senyawa. Dengan mengetahui rumus kimia, kita dapat menuliskan zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksinya dalam suatu persamaan reaksi.

Tata nama sistematik dari senyawa kimia disusun dan diatur oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry atau organisasi Internasional Kimia Murni dan Terapan). Penerapan tata nama senyawa kimia meliputi senyawa – senyawa biner, poliatomik, dan ionic

a.       Tata Nama Senyawa Biner yang Terdiri dari Atom Logam dan Nonlogam

Suatu senyawa dapat tersusun atas dua atau lebih unsur kimia. Senyawa yang tersusun atas dua unsur kimia disebut senyawa biner. Berikut tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam dan nonlogam.

b.      Nama senyawa kimia yang terdiri dari dua unsur (senyawa biner) menggunakan akhiran –ida.

c.       Unsur logam (kation) disebutkan terlebih dahulu diikuti unsur nonlogam (anion).

d.      Jumlah unsur yang menyusun senyawa tidak berpengaruh terhadap penamaan senyawa.

Contoh:

KCl = kalium klorida

NaCl = natrium klorida

MgI2 = magnesium iodide

MgO = magnesium oksida

Na2S = natrium sulfide

e.       Jika kation berasal dari logam yang memiliki jumlah muatan lebih dari satu, maka dibelakang nama logam (dalam bahasa Indonesia) dituliskan muatan ion dalam kurung dengan tulisan Romawi dilanjutkan dengan nama nonlogam diberi akhiran –ida.

Contoh:

FeCl2 = besi (II) klorida

 

 

 

B.     Tata Nama Senyawa Ion

Tata nama senyawa ion adalah pemberian nama pada senyawa yang terbentuk dalam ikatan kation dan anion (ion).

Aturan dalam pemberian nama senyawa ion:

1.      Penulisan kation didahulukan dari anion, tanpa menggunakan angka indeks.

2.      Perbandingan muatan kedua unsur yang membentuk senyawa harus netral.

3.      Kation logam transisi yang memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi (biloks) atau muatan diberi angka Romawi dalam kurung setelah nama umumnya.

Senyawa poliatom dibentuk oleh lebih dari dua atom yang berbeda. Pada umumnya senyawa ini dibentuk oleh ion-ion poliatomik. Ion-ion poliatomik itu sendiri adalah ion-ion yang terdiri atas dua atom atau lebih yang terikat bersama, umumnya dijumpai tersusun atas unsur-unsur nonlogam.

Nama senyawa ion poliatomik adalah gabungan nama kation, nama anion dan angka indeks tidak disebutkan. Senyawa ion bersifat netral, jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.

Contoh:

NaClO = natrium hipoklorit

KMnO4 = kalium permanganate

CaCO3 = kalsium karbonat

KNO3 = kalium nitrat

 

C.     Persamaan Reaksi Kimia

Kita mengenal perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika yaitu perubahan yang tidak menghasilkan zat baru sedangkan perubahan kimia menghasilkan zat baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Contoh perubahan kimia yang dapat diamati di lingkungan kita yaitu kayu dibakar menjadi arang dan besi berkarat.

Reaksi kimia dapat diamati karena adanya perubahan dari warna zat mula-mula. Selain perubahan warna, ada gejala lain yang menunjukkan terjadinya reaksi kimia, yaitu perubahan wujud, suhu, adanya gas, atau terbentuknya endapan.

Persamaan reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia. Dalam reaksi kimia terdapat zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi. Dalam menuliskan persamaan reaksi, rumus kimia pereaksi dituliskan di ruas kiri dan rumus kimia hasil reaksi dituliskan di ruas kanan. Antara kedua ruas itu dihubungkan dengan tanda panah ( → ) yang menyatakan arah reaksi kimia. Persamaan reaksi menunjukkan perubahan jenis dan jumlah atom-atom yang bereaksi, serta hasil reaksinya. Persamaan reaksi digunakan untuk mempersingkat penulisan bahasa sehari-hari untuk menjelaskan proses reaksi kimia.

Contoh:

Logam magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk magnesium klorida. Persamaan reaksinya adalah:

Magnesium + klorin → magnesium klorida, atau dapat dituliskan dengan rumus kimia menjadi:

Mg + Cl2 → MgCl2

Hal-hal yang digambarkan dalam persamaan reaksi adalah rumus kimia zat-zat pereaksi (reaktan) di sebelah kiri tanda panah dan zat-zat hasil reaksi (produk) di sebelah kanan tanda panah. Anak panah dibaca yang artinya “membentuk” atau “bereaksi menjadi”. Wujud atau keadaan zat-zat pereaksi dan hasil reaksi ada empat macam, yaitu gas (g), cairan (liquid atau l), zat padat (solid atau s) dan larutan (aqueous atau aq).

Bilangan yang mendahului rumus kimia zat-zat dalam persamaan reaksi disebut koefisien reaksi. Koefisien reaksi diberikan untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi. Selain untuk menyetarakan persamaan reaksi, koefisien reaksi menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi.

Misalnya, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air sebagai berikut.

Pereaksi atau reaktan Hasil reaksi/produk

2H2(g)   +    O2(g)            2H2O(l)

                                               

koefisien H2 = 2 koefisien O2 = 1 koefisien H2O = 2

PEREAKSI /REAKTAN                  HASIL/PRODUK

Berdasarkan persamaan reaksi di atas, berarti 2 molekul hidrogen bereaksi dengan 1 molekul oksigen membentuk 2 molekul H2O. Oleh karena itu sebaiknya dihindari koefisien pecahan karena dapat memberi pengertian seolah – olah partikel materi (atom atau molekul) dapat dipecah.

Ketentuan persamaan reaksi:

a.       Jumlah atom-atom reaktan dan produk harus sama dan tidak boleh ada satu atom pun yang hilang.

b.      Setelah rumus unsur/senyawa reaktan atau produk, ditulis wujud zat sewaktu reaksi.

·         Jika berwujud padat ditulis (s) atau solid.

·         Jika berwujud cair ditulis (l) atau liquid.

·         Jika berwujud gas ditulis (g) atau gas.

·         Jika berbentuk larutan ditulis (aq) atau aqueous.

Contoh:

Logam natrium bereaksi dengan air membentuk larutan natrium hidroksida dan gas hidrogen.

Na(s) + H2O(l) → NaOH(aq) + H2(g)

 

D.    Penyetaraan Reaksi

Suatu persamaan reaksi dikatakan benar jika memenuhi hukum kimia, yaitu zat-zat yang terlibat dalam reaksi harus setara, baik jumlah zat maupun muatannya.

Banyak reaksi dapat disetarakan dengan jalan mencoba/menebak, akan tetapi sebagai permulaan dapat mengikuti langkah berikut:

1.      Pilihlah satu rumus kimia yang paling rumit, tetapkan koefisiennya sama dengan 1.

2.      Zat-zat yang lain tetapkan koefisien sementara dengan huruf.

3.      Setarakan dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang tadi diberi koefisien 1.

4.      Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.

Suatu persamaan reaksi harus disetarakan agar sesuai dengan hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa: “dalam setiap reaksi kimia, jumlah massa zat – zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Maka, tidak ada atom unsur yang terhilang atau tercipta setelah reaksi kimia berlangsung. Jadi, dalam reaksi kimia hanya terjadi penataulangan atom – atom pereaksi membentuk zat baru sebagai hasil reaksi. Sehingga, suatu persamaan reaksi memiliki jumlah atom yang sama pada sebelum dan sesudah reaksi.

Penyetaraan reaksi adalah menyamakan jumlah atom di kiri dan kanan persamaan reaksi, agar menemukan koefisien reaksi tersebut.

Contoh: Reaksi berikut belum setara

Ca(OH)2 (aq) + H3PO4 (aq)

d Ca3(PO4)2 (aq) + H2O(l)

Langkah dalam penyetaraan reaksi:

Tentukan atom-atom yang belum setara.

1.      Atom Ca belum setara,

2.      Atom P belum setara,

3.      Atom H belum setara,

4.      Atom O belum setara.

5.      Setarakan atom dengan urutan kation, anion, hidrogen, lalu oksigen.Biasanya, oksigen akan otomatis setara setelah seluruh atom setara.

6.      Selain itu, tetapkan salah satu zat apapun untuk memiliki koefisien tetap, dan yang lain memiliki koefisien sementara untuk mempermudah penyetaraan.

7.      Hasil penyetaraan reaksi:

8.      Ca(OH)2 (aq) + 2 H3PO4 (aq)

9.      Ca3(PO4)2 (aq) + 6 H2O(l)

10.  Perbandingan koefisien reaksi diatas adalah 3 : 2 : 1 : 6, dengan total atom:

11.  Atom Ca telah setara (total 3),

12.  Atom P telah setara (total 2),

13.  Atom H telah setara (total 12),

14.  Atom O telah setara (total 14).

 


 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Di dalam tubuh manusia terjadi reaksi kimia yang berlangsung spontan tanpa bisa anda atur. Sebagai contoh reaksi kimia pada proses pencernaan makanan, pernapasan, dan metabolisme tubuh. Persamaan reaksi kimia adalah persamaan yang menggambarkan hubungan zat-zat kimia yang terlibat sebelum dan sesudah reaksi kimia.

Suatu reaksi dikatakan setara apabila jumlah atom di ruas kiri sama dengan jumlah atom di ruas kanan. Jika belum setara, maka persamaan reaksi tersebut harus disetarakan. Cara menyetarakan reaksi adalah menambahkan angka koefisien di depan rumus kimia. Koefisien adalah angka yang ditulis di depan rumus kimia yang menunjukkan jumlah molekul. Dalam menyetarakan suatu reaksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : secara langsung (reaksi sederhana) dan secara matematika (reaksi yang sukar/rumit).

 

B.     Saran

Cara menyetarakan reaksi kimia dapat dilakukan secara sederhana dan secara matematis. Dalam penyetaraan reaksi kimia kita harus tahu terlebih dahulu jumlah atom dari masing-masing unsur di ruas kiri dan kanan.

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Husita, Djamaluddin dkk. 2007. KIMIA SMA dan MA kelas X. Banda Aceh : Dinas Pendidikan Provinsi Aceh.

Purnawan, Candra dan Rohmatyah A.N. 2013. KIMIA SMA dan MA kelas X kurikulum 2013. Sidoarjo : Masmedia.

http : //www.Nurmungil.com/Menyetarakanpersamaanreaksikimiasederhana.

http : //data.com.android.browser/files/soaldanjawabanmenyetarakanpersamaandan reaksi.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar