KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Tatanama Senyawa Dan Persamaan Reaksi
Kimia”.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang tentunya
bisa menjadikan makalah ini lebih baik lagi.
Menes, 16 Juni 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
A.
Tata Nama Senyawa Dan
Persamaan Reaksi Kimia................................................ 2
B.
Tata Nama Senyawa Ion......................................................................................... 3
C.
Persamaan Reaksi Kimia......................................................................................... 3
D.
Penyetaraan Reaksi.................................................................................................. 5
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 7
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................................ 7
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di dalam
tubuh manusia terjadi reaksi kimia yang berlangsung spontan tanpa bisa anda atur.
Sebagai contoh reaksi kimia pada proses pencernaan makanan, pernapasan, dan
metabolisme tubuh. Apakah manusia dapat mengatur proses kimia di dalam tubuhnya
? tentu saja tidak, meskipun dapat harus membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Mengapa
rambu-rambu lalu lintas dibuat lebih besar dan jelas dibanding tulisan ? karena
penggunaan simbol akan lebih praktis dan akan mudah diingat. Hal yang sama
berlaku pada penulisan persamaan reaksi. Misalnya jika kita mereaksikan antara
unsur A yang berwujud padat dan unsur B yang berwujud gas, akan sangat panjang
dan tidak praktis jika kita menggunakan tulisan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa Tata Nama Senyawa Dan Persamaan Reaksi Kimia
2. Apa Tata Nama Senyawa Ion
3. Bagaimana Persamaan Reaksi Kimia
4. Bagaimana Penyetaraan Reaksi
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Tata Nama Senyawa Dan Persamaan Reaksi Kimia
2. Untuk Mengetahui Tata Nama Senyawa Ion
3. Untuk Mengetahui Persamaan Reaksi Kimia
4. Untuk Mengetahui Penyetaraan Reaksi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tata Nama Senyawa Dan Persamaan Reaksi Kimia
1. Tata Nama Senyawa Sederhana
Setiap rumus kimia mempunyai nama dengan
aturan-aturan yang telah ditentukan dan disebut tata nama senyawa. Dengan
mengetahui rumus kimia, kita dapat menuliskan zat-zat yang bereaksi dan hasil
reaksinya dalam suatu persamaan reaksi.
Tata nama sistematik dari senyawa kimia disusun
dan diatur oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry atau
organisasi Internasional Kimia Murni dan Terapan). Penerapan tata nama senyawa
kimia meliputi senyawa – senyawa biner, poliatomik, dan ionic
a. Tata Nama Senyawa Biner yang Terdiri dari Atom Logam dan Nonlogam
Suatu senyawa dapat tersusun atas dua atau
lebih unsur kimia. Senyawa yang tersusun atas dua unsur kimia disebut senyawa
biner. Berikut tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam dan
nonlogam.
b. Nama senyawa kimia yang terdiri dari dua unsur (senyawa biner)
menggunakan akhiran –ida.
c. Unsur logam (kation) disebutkan terlebih dahulu diikuti unsur
nonlogam (anion).
d. Jumlah unsur yang menyusun senyawa tidak berpengaruh terhadap
penamaan senyawa.
Contoh:
KCl = kalium klorida
NaCl = natrium klorida
MgI2 = magnesium iodide
MgO = magnesium oksida
Na2S = natrium sulfide
e. Jika kation berasal dari logam yang memiliki jumlah muatan lebih
dari satu, maka dibelakang nama logam (dalam bahasa Indonesia) dituliskan
muatan ion dalam kurung dengan tulisan Romawi dilanjutkan dengan nama nonlogam
diberi akhiran –ida.
Contoh:
FeCl2 = besi (II) klorida
B.
Tata Nama Senyawa Ion
Tata
nama senyawa ion adalah pemberian nama pada senyawa yang terbentuk dalam ikatan
kation dan anion (ion).
Aturan
dalam pemberian nama senyawa ion:
1. Penulisan kation didahulukan dari anion, tanpa menggunakan angka
indeks.
2. Perbandingan muatan kedua unsur yang membentuk senyawa harus
netral.
3. Kation logam transisi yang memiliki lebih dari satu bilangan
oksidasi (biloks) atau muatan diberi angka Romawi dalam kurung setelah nama
umumnya.
Senyawa poliatom dibentuk oleh lebih dari dua
atom yang berbeda. Pada umumnya senyawa ini dibentuk oleh ion-ion poliatomik.
Ion-ion poliatomik itu sendiri adalah ion-ion yang terdiri atas dua atom atau
lebih yang terikat bersama, umumnya dijumpai tersusun atas unsur-unsur
nonlogam.
Nama senyawa ion poliatomik adalah gabungan
nama kation, nama anion dan angka indeks tidak disebutkan. Senyawa ion bersifat
netral, jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.
Contoh:
NaClO = natrium hipoklorit
KMnO4 = kalium permanganate
CaCO3 = kalsium karbonat
KNO3 = kalium nitrat
C.
Persamaan Reaksi Kimia
Kita
mengenal perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika yaitu perubahan
yang tidak menghasilkan zat baru sedangkan perubahan kimia menghasilkan zat
baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Contoh perubahan kimia yang
dapat diamati di lingkungan kita yaitu kayu dibakar menjadi arang dan besi
berkarat.
Reaksi
kimia dapat diamati karena adanya perubahan dari warna zat mula-mula. Selain
perubahan warna, ada gejala lain yang menunjukkan terjadinya reaksi kimia,
yaitu perubahan wujud, suhu, adanya gas, atau terbentuknya endapan.
Persamaan
reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang menyatakan kesetaraan jumlah
zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia. Dalam
reaksi kimia terdapat zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi. Dalam
menuliskan persamaan reaksi, rumus kimia pereaksi dituliskan di ruas kiri dan
rumus kimia hasil reaksi dituliskan di ruas kanan. Antara kedua ruas itu
dihubungkan dengan tanda panah ( → ) yang menyatakan arah reaksi kimia.
Persamaan reaksi menunjukkan perubahan jenis dan jumlah atom-atom yang
bereaksi, serta hasil reaksinya. Persamaan reaksi digunakan untuk mempersingkat
penulisan bahasa sehari-hari untuk menjelaskan proses reaksi kimia.
Contoh:
Logam
magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk magnesium klorida. Persamaan
reaksinya adalah:
Magnesium
+ klorin → magnesium klorida, atau dapat dituliskan dengan rumus kimia menjadi:
Mg + Cl2
→ MgCl2
Hal-hal
yang digambarkan dalam persamaan reaksi adalah rumus kimia zat-zat pereaksi
(reaktan) di sebelah kiri tanda panah dan zat-zat hasil reaksi (produk) di
sebelah kanan tanda panah. Anak panah dibaca yang artinya “membentuk” atau
“bereaksi menjadi”. Wujud atau keadaan zat-zat pereaksi dan hasil reaksi ada
empat macam, yaitu gas (g), cairan (liquid atau l), zat padat (solid atau s)
dan larutan (aqueous atau aq).
Bilangan
yang mendahului rumus kimia zat-zat dalam persamaan reaksi disebut koefisien
reaksi. Koefisien reaksi diberikan untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan
sesudah reaksi. Selain untuk menyetarakan persamaan reaksi, koefisien reaksi
menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam
reaksi.
Misalnya,
reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air sebagai berikut.
Pereaksi
atau reaktan Hasil reaksi/produk
2H2(g) + O2(g) →
2H2O(l)
↓ ↓ ↓
koefisien
H2 = 2 koefisien O2 = 1 koefisien H2O = 2
PEREAKSI
/REAKTAN HASIL/PRODUK
Berdasarkan
persamaan reaksi di atas, berarti 2 molekul hidrogen bereaksi dengan 1 molekul
oksigen membentuk 2 molekul H2O. Oleh karena itu sebaiknya dihindari koefisien
pecahan karena dapat memberi pengertian seolah – olah partikel materi (atom
atau molekul) dapat dipecah.
Ketentuan
persamaan reaksi:
a. Jumlah atom-atom reaktan dan produk harus sama dan tidak boleh ada
satu atom pun yang hilang.
b. Setelah rumus unsur/senyawa reaktan atau produk, ditulis wujud zat
sewaktu reaksi.
·
Jika berwujud padat ditulis
(s) atau solid.
·
Jika berwujud cair ditulis
(l) atau liquid.
·
Jika berwujud gas ditulis (g)
atau gas.
·
Jika berbentuk larutan
ditulis (aq) atau aqueous.
Contoh:
Logam natrium bereaksi dengan air membentuk larutan natrium
hidroksida dan gas hidrogen.
Na(s) +
H2O(l) → NaOH(aq) + H2(g)
D.
Penyetaraan Reaksi
Suatu
persamaan reaksi dikatakan benar jika memenuhi hukum kimia, yaitu zat-zat yang
terlibat dalam reaksi harus setara, baik jumlah zat maupun muatannya.
Banyak
reaksi dapat disetarakan dengan jalan mencoba/menebak, akan tetapi sebagai
permulaan dapat mengikuti langkah berikut:
1. Pilihlah satu rumus kimia yang paling rumit, tetapkan koefisiennya
sama dengan 1.
2. Zat-zat yang lain tetapkan koefisien sementara dengan huruf.
3. Setarakan dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang tadi
diberi koefisien 1.
4. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O
disetarakan paling akhir.
Suatu persamaan reaksi harus disetarakan agar
sesuai dengan hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa: “dalam setiap reaksi
kimia, jumlah massa zat – zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Maka,
tidak ada atom unsur yang terhilang atau tercipta setelah reaksi kimia
berlangsung. Jadi, dalam reaksi kimia hanya terjadi penataulangan atom – atom
pereaksi membentuk zat baru sebagai hasil reaksi. Sehingga, suatu persamaan
reaksi memiliki jumlah atom yang sama pada sebelum dan sesudah reaksi.
Penyetaraan reaksi adalah menyamakan jumlah
atom di kiri dan kanan persamaan reaksi, agar menemukan koefisien reaksi
tersebut.
Contoh: Reaksi berikut belum setara
Ca(OH)2 (aq) + H3PO4 (aq)
d Ca3(PO4)2 (aq) + H2O(l)
Langkah dalam penyetaraan reaksi:
Tentukan atom-atom yang belum
setara.
1. Atom Ca belum setara,
2. Atom P belum setara,
3. Atom H belum setara,
4. Atom O belum setara.
5. Setarakan atom dengan urutan kation, anion, hidrogen, lalu
oksigen.Biasanya, oksigen akan otomatis setara setelah seluruh atom setara.
6. Selain itu, tetapkan salah satu zat apapun untuk memiliki koefisien
tetap, dan yang lain memiliki koefisien sementara untuk mempermudah
penyetaraan.
7. Hasil penyetaraan reaksi:
8. Ca(OH)2 (aq) + 2 H3PO4 (aq)
9. Ca3(PO4)2 (aq) + 6 H2O(l)
10. Perbandingan koefisien reaksi diatas adalah 3 : 2 : 1 : 6, dengan
total atom:
11. Atom Ca telah setara (total 3),
12. Atom P telah setara (total 2),
13. Atom H telah setara (total 12),
14. Atom O telah setara (total 14).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Di dalam
tubuh manusia terjadi reaksi kimia yang berlangsung spontan tanpa bisa anda
atur. Sebagai contoh reaksi kimia pada proses pencernaan makanan, pernapasan,
dan metabolisme tubuh. Persamaan reaksi kimia adalah persamaan yang
menggambarkan hubungan zat-zat kimia yang terlibat sebelum dan sesudah reaksi
kimia.
Suatu
reaksi dikatakan setara apabila jumlah atom di ruas kiri sama dengan jumlah
atom di ruas kanan. Jika belum setara, maka persamaan reaksi tersebut harus
disetarakan. Cara menyetarakan reaksi adalah menambahkan angka koefisien di
depan rumus kimia. Koefisien adalah angka yang ditulis di depan rumus kimia
yang menunjukkan jumlah molekul. Dalam menyetarakan suatu reaksi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu : secara langsung (reaksi sederhana) dan secara
matematika (reaksi yang sukar/rumit).
B.
Saran
Cara
menyetarakan reaksi kimia dapat dilakukan secara sederhana dan secara
matematis. Dalam penyetaraan reaksi kimia kita harus tahu terlebih dahulu
jumlah atom dari masing-masing unsur di ruas kiri dan kanan.
DAFTAR PUSTAKA
Husita, Djamaluddin dkk.
2007. KIMIA SMA dan MA kelas X. Banda Aceh : Dinas Pendidikan Provinsi
Aceh.
Purnawan, Candra dan
Rohmatyah A.N. 2013. KIMIA SMA dan MA kelas X kurikulum
2013. Sidoarjo : Masmedia.
http : //www.Nurmungil.com/Menyetarakanpersamaanreaksikimiasederhana.
http :
//data.com.android.browser/files/soaldanjawabanmenyetarakanpersamaandan reaksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar