KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah yang
berjudul “Pembelajaran Terpadu” dapat selesai seperti waktu yang telah
direncanakan.
Adapun
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tagihan tugas pada semester II ini.
Makalah ini berisi tentang pembelajaran t terpadu yang akan dibahas pada
tiap-tiap halamannya. Materi-materi yang dipaparkan di makalah ini merupakan
materi yang sangat penting dipelajari untuk calon guru. Sehingga, dengan
makalah ini pembaca diharapkan dapat lebih memahami materi pembelajaran tematik
terpadu ini.
Tersusunnya
makalah ini tentu tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dosen pengampu mata kuliah pembelajaran terpadu.
Menes, 08 Juli 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
A.
Pengertian Pembelajaran
Terpadu.................................................................. 2
B.
Hubungan keterampilan
berbahasa................................................................ 2
BAB III PENUTUP................................................................................................. 6
A. Kesimpulan.................................................................................................... 6
B. Saran.............................................................................................................. 6
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran
terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan
secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini
memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang
menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran.
Untuk
itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman
belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak
topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep
yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topik yang
sesuai dalam membimbing pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Pembelajaran Terpadu
2. Apa Hubungan keterampilan berbahasa
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pembelajaran Terpadu
2. Untuk Mengetahui Hubungan keterampilan berbahasa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran
terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan
dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung
dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun
antar mata pelajaran.
Beberapa
pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang
pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
1. Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga
kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang
dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu
(integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran
terpadu (integrated learning).
2. Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu
proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan
ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari
pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan
IPA terpadu.
B.
Hubungan keterampilan berbahasa
Hubungan
keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, menulis memiliki
hubungan yang sangat erat meskipun masing – masing memiliki ciri tertentu.
Karena ada hubungan yang sangat erat ini, pembelajaran dalam satu jenis
keterampilan sering meningkatkan keterampilan yang lain. Misalnya pembelajaran membaca, di samping
meningkatkan keterampilan membaca dapat juga meningkatkan keterampilan menulis.
Contoh lain belajar menemukan ide – ide pokok dalam menyimak juga meningkatkan
kemampuan menemukan ide – ide pokok dalam membaca, karena kegiatan berpikir
baik dalam memahami bahasa lisan maupun bahasa tertulis pada dasarnya sama.
Dalam
proses komunikasi, semua aspek keterampilan berbahasa, baik lisan maupun
tertulis penting. Pengalaman merupakan dasar bagi semua makna yang disampaikan
dan yang dipahami dalam bahasa tertentu. Anak yang memiliki pengalaman
berbahasa yang cukup luas akan dapat mengungkapkan maksudnya dan memahami
maksud orang lain dengan mudah.
Kemampuan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis semua bergantung pada kekayaan kosa
kata yang diperlukan untuk berkomunikasi yang dimiliki oleh seseorang. Selain
itu kemampuan berbahasa juga memerlukan kemampuan menggunakan kaidah bahasa.
1. Hubungan antara Menyimak dan Berbicara
Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan
yang saling melengkapi, keduanya saling bergantung. Tidak ada yang perlu
dikatakan jika tidak ada seorang pun yang mendengarkan, dan meskipun mungkin
kita dapat menyimak nyanyian atau doa, komunikasi yang diucapkan merupakan hal
utama yang perlu disimak. Menyimak dan berbicara, merupakan keterampilan
berbahasa lisan. Keduanya membutuhkan penyandian dan penyandian kembali simbol
– simbol lisan.
Pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam
percakapan dipelajari lewat menyimak dan menirukan pembicaraan. Anak – anak
tidak hanya menirukan pembicaraan yang mereka pahami, tetapi juga mencoba
menirukan hal – hal yang tidak mereka pahami. Kenyataan ini mengharuskan orang
tua dan guru menjadi model berbahasa yang baik, supaya anak – anak tidak
menirukan pembicaraan yang memalukan atau tidak benar (Ross dan Roe, 1990: 11).
2. Hubungan antara Menyimak dan Membaca
Menyimak dan membaca merupakan keterampilan
reseptif. Keduanya memungkinkan seseorang menerima informasi dari orang lain.
Baik dalam menyimak maupun dalam membaca dibutuhkan penyandian simbol – simbol
; menyimak bersifat lisan sedangkan membaca bersifat tertulis.
Penyandian kembali simbol – simbol lisan
(menyimak) hanya melibatkan satu tingkat pemindahan, yaitu dari bunyi ke
pengalaman yang menjadi sumbernya. Misalnya ketika seorang anak menyimak
kalimat “Nanti Ibu belikan bola”, anak mengubungkan dengan alat permainan yang
digunakan untuk bermain sepak bola, sehingga dapat memahami arti kata bola yang
disimaknya. Penyandian kembali simbol – simbol tertulis (membaca) melibatkan
dua tingkat pemindahan, yaitu dari simbol tertulis ke simbol lisan, selanjutnya
ke pengalaman yang menjadi sumbernya. Ketika membaca bola, anak mengucapkan
atau mengucapkan dalam hati kata tersebut. Selain itu menghungkannya dengan
benda yang digunakan untuk bermain sepak bola. Oleh karena itu keterampilan
menyimak bagus untuk mengembangkan kesiapan membaca, karena menyimak memerlukan
proses mental yang sama dengan membaca, kecuali pada tingkat penyandiannya.
Mengajar anak – anak menangkap ide – ide pokok,
detail, urutan, hubungan sebab akibat, mengevaluasi secara kritis, dan
menangkap elemen – elemen lain dari pesan – pesan secara lisan dapat
mempengaruhi kemampuan anak – anak membaca guna menangkap elemen – elemen yang
sama seperti ketika mereka menyimak. Penambahan sebuah kata dalam kosa kata
yang disimak anak – anak meningkatkan kemungkinan mereka dapat menafsirkan arti
kata tersebut jika mereka membacanya (Ross dan Roe, 1990: 12). Contoh, seorang
anak yang dapat memahami kata “bermain” ketika menyimak cerita gurunya, juga
dapat memahami ketika menjumpai kata tersebut dalam bacaan.
3. Hubungan antara Berbicara dan Menulis
Berbicara dan menulis merupakan keterampilan
ekspresif atau produktif. Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi.
Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan menyandikan simbol – simbol,
simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis dalam menulis.
Baik dalam kegiatan berbicara maupun menulis
pengorganisasian pikiran sangat penting. Pengorganisasian pikiran ini lebih
mudah dalam menulis, karena informasi dapat disusun kembali secara mudah
setelah ditulis sebelum disampaikan kepaa orang lain untuk dibaca.Sebaliknya
setelah suatu pesan yang tidak teratur dikatakan kepada orang lain, meskipun
telah dibetulkan oleh pembicara, kesan yang tidak baik sering kali masih tetap
ada dalam diri pendengar. Itulah sebabnya banyak pembicara yang merencanakan
apa yang akan dikatakan dalam bentuk tertulis dahulu sebelum disajikan secara
lisan
Namun, kegiatan berbicara dapat juga merupakan
kegiatan untuk mencapai kesiapan menulis. Bahasa lisan dipelajari lebih dahulu
oleh anak – anak dan pada umumnya mereka tidak mengutarakan secara tertulis hal
– hal yang tidak mereka kuasai secara lisan.
4. Hubungan antara Membaca dan Menulis
Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang saling melengkapi.
Tidak ada yang perlu ditulis kalau tidak ada yang membacanya, dan tidak ada
yang dapat dibaca kalau belum ada yang ditulis. Keduanya merupakan keterampilan
bahasa yang tertulis, dan menggunakan simbol – simbol yang dapat dilihat yang
mewakili kata – kata yang diucapkan serta pengalaman dibalik kata – kata
tersebut. Dalam menulis, orang lebih suka menggunakan kata – kata yang dikenal
dan yang dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahasa bacaan yang telah
dibacanya. Namun, banyak materi yang telah dibaca dan dikuasai oleh seseorang
yang tidak pernah muncul dalam tulisan (karangan). Hal itu terjadi karena untuk
menggunakan suatu kata dalam tulisan diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam
dalam hal penerapan kata tersebut daripada sekedar memahami ketika membaca.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar
merupakan sebuah keharusan bagi manusia pada umumnya. Minimal untuk
pembelajaran diri sendiri, ketika sebuah proses pembelajaran dimulai. Ada beberapa
hal terkait yang harus senantiasa terpadu keberadaannya. Sebagaimana
pembelajaran yang dilakukan siswa didik. Keterpaduan beberapa aspek senantiasa
menjadi permulaan untuk memulai.
Pembelajaran
terpadu merupakan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan keterkaitan inter
dan antarbidang studi. Dalam melaksanakan pembelajaran terpadu, perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi objektif dan kebutuhan
peserta didik untuk mewujudkan praktik keterpaduan belajarnya. Selain itu,
penting pula memahami hakikat belajar dan program pendidikan guru,
karakteristik dan prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu.
B.
Saran
Guru
yang baik seharusnya selalu berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai model-model pembelajaran sehingga pembelajaran tidak
membosankan dan pesan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik serta
bermakna bagi siswa. Peningkatan mutu proses dan hasil pendidikan bagi calon
guru Sekolah Dasar adalah agar kelak diperoleh guru Sekolah Dasar yang profesional,
memiliki wawasan luas, serta mampu melakukan tindakan yang relevan dengan
tuntutan pendidikan di Sekolah Dasar maka diharapkan mahasiswa mampu merancang
dan melaksanakan pembelajaran di Sekolah Dasar baik ketika dalam pembelajaran
masing-masing bidang studi maupun bentuk pembelajaran terpadu.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 1996. Pembelajaran
Terpadu D-II PGSD Dan S-2 Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Trianto ,S.pd.,M.pd. 2007.
Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: prestasi pustaka
publisher
Tim Pengembang PGSD. 2001.
Pembelajaran Terpadu. Bandung: CV. MAULANA.
“wordpress.com/2009/11/04/
prinsip-prinsip-pembelajaran-terpadu/, diunduh pada tanggal 7 Maret 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar